
Piala Sudirman 2025: Indonesia Raih Medali Perunggu
Xiamen, 3 Mei 2025
Indonesia 2-3 Korea
XD: Dejan Ferdinansyah/Siti Fadia Silva Ramadhanti vs Seo Seung Jae/Chae Yu Jung 10-21, 15-21
MS: Alwi Farhan vs Cho Geonyeop 16-21, 21-8, 21-8
WS: Putri Kusuma Wardani vs An Se Young 18-21, 12-21
MD: Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana vs Kim Won Ho/Seo Seung Jae 21-18, 13-21, 25-23
WD: Amallia Cahaya Pratiwi/Siti Fadia Silva Ramadhanti vs Baek Ha Na/Lee So Hee 10-21, 21-18, 15-21
Dejan Ferdinansyah:
Individu Seo Seung Jae dan Chae Yu Jung sangat bagus jadi walaupun mereka tidak bermain sebelumnya, mereka tidak perlu waktu lama untuk kembali beradaptasi apalagi Seo/Chae pernah berpasangan cukup lama. Mereka sudah punya pola sendiri, sudah terbentuk dan itu menjadi modal mereka.
Secara permainan mencoba menyerang, mencoba menerapkan pola permainan kami. Tapi kami tidak mendapat celah yang cukup untuk mendapatkan poin.
Mereka punya kecepatan dan kelebihan di bola-bola awal, servis, terima servis dan pembukaan sangat baik. Mereka bisa langsung mendapat pola serangan. Itu yang menyulitkan kami.
Saya dan Fadia masih harus banyak berbenah dari pola permainan, kebiasaan dan rotasi masih sering salah. Masih harus terus ditingkatkan.
Alwi Farhan:
Alhamdulillah sangat bersyukur dan senang bisa kembali menyumbang poin untuk Indonesia.
Pastinya ini pengalaman yang sangat berharga buat saya. Saya menemukan masalah-masalah baru lagi di pertandingan hari ini.
Gim pertama saya bermain terlalu terburu-buru, ingin cepat mematikan lawan. Jadinya permainannya jadi monoton dan terbaca lawan. Di gim kedua dan ketiga saya mencoba banyak variasi permainan dan itu berhasil. Selain itu, kunci kemenangan saya adalah saya harus bisa mengembalikan semangat dan daya juang di lapangan sebagai modal untuk bangkit dan keluar dari tekanan.
Semoga senior-senior saya yang bertanding setelah ini bisa memberikan yang terbaik dan kami bisa melaju ke final.
Putri Kusuma Wardani:
Permainan tadi saya cukup puas karena walaupun kalah dan An Se Young memang lawan yang sulit tapi dia tidak mudah mematikan saya. Harus melalui banyak pukulan dulu. Ingin menang pasti tapi saya fokus mau mengeluarkan permainan terbaik saya.
An Se Young lebih konsisten dalam menerapkan pola permainan dan pukulan, saya masih suka hilang-hilang fokusnya. dia tadi seperti membiarkan saya menyerang lalu defense nya tinggal mengarahkan lalu balik menyerang, tadi serangan saya juga banyak mati dan terburu-buru.
Saya sudah mencoba tahan tapi ada beberapa momen dia sudah menebak arah bola saya dan spekulasi mempercepat permainan yang jadi menyulitkan.
Pengalaman yang sangat luar biasa di turnamen ini untuk saya apalagi bisa bertemu An Se Young setelah lama sekali tidak bertemu. Saya banyak belajar soal konsistensi dari dia.
Muhammad Shohibul Fikri:
Mengucap alhamdulillah puji syukur kami bisa menyumbang poin untuk Indonesia. Tadi di lapangan mereka bukan lawan yang mudah, tangguh sekali tapi kami fokus pada diri kami sedniri. di belakang tim mendukung dengan cara luar biasa jadi kami harus lebih semangat lagi untuk memberikan yang terbaik.
Komunikasi saya dengan Bagas cukup baik, ada koh Anton dan senior kami a Fajar juga di kursi pelatih jadi benar-benar bisa saling mengisi. Kami diingatkan terus kelebihan dan kelemahan lawan.
Tidak ada kagok karena di latihan saya tidak selalu pasangan Daniel, atau Bagas dengan Leo. Diputar-putar juga jadi sudah saling terbiasa.
Hasil yang sangat berarti buat kami. Ini membuat kami lebih percaya diri bahwa kami bisa mengimbangi mereka. Secara individu ternyata kami ada proses kemajuan. Kami bangga untuk Indonesia.
Bagas Maulana:
Support dari teman-teman di belakang sangat berpengaruh bagi kami. Daya juangnya jadi berbeda, fighting spiritnya, kami jadi percaya Indonesia bisa menyamakan skor.
Karena sebenarnya sudah lama berpasangan dulu jadi chemistry nya masih ada di dalam maupun di luar lapangan.
Amallia Cahaya Pratiwi:
Untuk pertandingan hari ini, saya terima kasih banyak untuk Fadia karena dia sudah bermain di partai pertama tadi di ganda campuran lalu memaksa bermain di ganda putri. Tentu saja tidak mudah.
Kami mohon maaf tidak bisa menyumbang poin tapi kami sudah berusaha mati-matian di lapangan tadi.
Di gim pertama kami terlalu ikut pola permainan lawan yang lambat. Mereka sangat konsisten dan sulit dibongkar pertahanannya.
Di gim kedua kami bisa bermain lebih baik dan memaksa rubber game. Di gim penentuan memang semuanya diuji. Dari fisik, teknik sampai mental.
Siti Fadia Silva Ramadhanti:
Saya sudah mengeluarkan semua kemampuan hari ini.
Rasanya sangat kecewa karena tidak bisa sumbang poin untuk Indonesia di dua sektor hari ini.
Terima kasih untuk koh Didi dan tim pelatih sudah mempercayakan saya selama di Piala Sudirman ini. (*)