(BCA Indonesia Open 2016) Kata Rian/Fajar Soal Laga Sengit Lawan Duo Mads

 

(Jakarta, 1/6/2016)

Langkah pasangan ganda putra Muhammad Rian Ardianto/Fajar Alfian terhenti di babak pertama BCA Indonesia Open Super Series Premier 2016 dari pasangan Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding (Denmark) dengan skor 19-21, 21-14, 25-27.

Berlangsung selama 68 menit, pertandingan ganda putra ini menyedot perhatian penonton di Istora Senayan. Meskipun akhirnya takluk di tangan pasangan Denmark yang memang lebih senior, namun penampilan Rian/Fajar mendapat apresiasi dari penonton. Duo Mads adalah pasangan yang kini duduk di peringkat sembilan dunia, jauh diatas Rian/Fajar yang kini berada di posisi 64 dunia. Duo Mads juga pernah menghentikan perlawanan ganda putra andalan Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.

Berikut petikan wawancara bersama Rian/Fajar mengenai pertandingan melawan Duo Mads.

Apa yang terjadi di saat-saat adu setting?

F: Di saat-saat kritis, saya merasa kurang yakin.

R : Saat poin akhir, ada bola tanggung yang seharusnya saya smash, tetapi pukulan saya terlalu pelan dan akhirnya tidak bisa melewati net, ini sangat saya sesali

Apakah ada beban saat menghadapi Duo Mads?

R: Sebenarnya kami bermain nothing to lose, lawan kami adalah pasangan rangking sembilan dunia. Jadi kami tidak ada beban, kami hanya ingin main maksimal.

Pelajaran apa yang didapat dari pertandingan ini?

R: Saya salah di servis, kalau lawan berpostur tinggi, saya harus lebih berani servis lob panjang ke belakang. Kalaupun mau servis pendek, harus ada variasi geser ke kanan-kiri.

Apa yang harus dievaluasi dari penampilan Rian/Fajar?

R: Kami harus lebih mengontrol emosi, ketenangan dan menambah kekuatan.

Bagaimana soal pencapaian di BIOSSP tahun ini?

R: Tahun lalu kami kalah di final kualifikasi. Sekarang bisa masuk babak utama, tetapi kami sebetulnya berharap bisa lebih jauh dari ini. Kami ingin bertemu dengan Hendra (Setiawan)/Mohammad (Ahsan) di babak kedua. Mereka adalah Juara Dunia, juara Asian Games, Hendra/Ahsan nomor satu di Indonesia, kami ingin mencoba kemampuan kami.

Turnamen ini adalah turnamen kelas premier, sebuah modal bagi kami menambah pengalaman. (*)