(BCA Indonesia Super Series Premier 2014) Ricky Soebagja Evaluasi Penampilan Pemain Tunggal
(Jakarta, 19/6/2014)
Sektor tunggal masih belum berhasil unjuk gigi di turnamen BCA Indonesia Open Super Series Premier 2014. Linda Wenifanetri, Bellaetrix Manuputty, Tommy Sugiarto dan Dionysius Hayom Rumbaka harus terhenti di laga perdana di hadapan publik sendiri.
Lalu apa pandangan Ricky Soebagdja, Kasubid Pelatnas PBSI yang juga merupakan manajer tim Indonesia di turnamen berhadiah total 750 ribu dollar AS ini? Berikut petikan wawancara Badmintonindonesia.org bersama Ricky.
Sektor tunggal putri belum berhasil mengirim wakil ke babak delapan besar, apa pendapat anda?
Mental punya peranan sangat penting di sini, saya lihat semangat juang mereka masih kurang. Bella tampil luar biasa di game pertama, saya salut, berarti sebetulnya dia mampu. Tapi pada game kedua, saat kedudukan 14-14, kakinya bermasalah.
Saya agak kecewa dengan penampilan Tommy, seperti tidak ada gregetnya, walaupun dia bermain rubber game, tetapi tidak maksimal. Tommy tampil under-performed. Hayom pun begitu, padahal lawan-lawannya sudah sekelas dengan dia. Hayom adalah pemain dengan potensi teknik luar biasa, tapi dari waktu ke waktu penampilannya begitu-begitu saja.
Linda juga akan dievaluasi lagi penampilannya, akan saya sampaikan ke pelatih. Akhir tahun ini seperti apa targetnya? Sekarang rangking 26, bisa tidak akhir tahun masuk top 10? Kalau tidak bisa, bagaimana nanti untuk olimpiade 2016? Kalau tidak bisa juga tentunya akan ada warning.
Memang kalau bicara mental, pemain kita masih jauh, padahal saya yakin mereka mampu. Thailand punya banyak pemain muda, lawannya Linda dan Bella usianya muda. Kalau kita menunggu terus mau sampai kapan? Mereka dipersiapkan kan untuk berprestasi.
Apa hal yang paling penting untuk segera dibenahi?
Banyak sekali. Soal teknik dan fisik itu jelas sekali masih kurang. Tapi yang paling penting adalah mental dan semangat juang.
Apa langkah PBSI dalam meningkatkan mental dan semangat juang atlet?
Ketegasan pelatih sangat penting dalam pembentukan mental atlet, apalagi pelatih adalah orang yang paling dekat dengan mereka. Ketegasan itu bentuknya bisa dilihat dari pengiriman ke turnamen, bagaimana latihan setiap hari dan sebagainya. Memang latihan jalan terus setiap pagi dan sore, tapi kualitasnya seperti apa? Harus bisa dilihat, latihan persiapan kemarin ke turnamen ini hasilnya begini, jadi apakah latihannya sudah cukup?
Para pemain tunggal sudah absen di Jepang Terbuka untuk persiapan ke turnamen ini, walaupun sudah capek seperti apapun, tapi kenyataannya hasilnya seperti ini. Tommy memang ikut ke Jepang Terbuka, tapi ini tidak bisa dijadikan alasan kelelahan dan sebagainya. Tiap pemain itu disiapkan standard fisiknya ke dua turnamen berturut-turut. Kalau bilang kelelahan karena main di babak sebelumnya juga tidak bisa dong, bagaimana mau tahan sampai final dan juara?
Walaupun program latihan sudah baik, tapi ketegasan pelatih dalam menjalankan program juga penting. Punishment dan reward mesti benar-benar dijalankan.
Apakah target yang diberikan terlalu tinggi?
Target semifinal yang diberikan kepada tunggal putri itu sangat wajar, kalau kita lihat peta persaingan, tunggal putri kita sebetulnya mampu.
Bagaimana penampilan pemain-pemain muda di turnamen ini?
Seperti kita lihat, pemain potensi seperti Kevin (Sanjaya Sukamuljo) bisa ke babak kedua di dua nomor, padahal dia masih muda dan turnamen ini leveln