Li Mao : Indonesia Merupakan Ladang Subur Bagi Perbulutangkisan

 

Li Mao adalah pelatih asal Cina yang beberapa bulan belakangan melatih tim tunggal putra dan tunggal putri Pelatnas Cipayung. Pada kesempatan kali ini Li Mao berbagi mengenai pendapatnya tentang anak-anak didiknya, peluang pada Kejuaraan Dunia 2011 dan Olimpiade London 2012.

 

Bagaimana pendapat anda mengenai materi pemain Indonesia saat ini?

Li Mao : Sebenarnya Indonesia memiliki potensi besar, merupakan ladang yang subur dalam perbulutangkisan.

 

Dari hasil yang dicapai selama ini, apakah anda optimis kedepannya ?

Li Mao : Tentu saja, saya sangat percaya dengan hasil kedepannya. Kalau tidak optimis, tidak mungkin saya masih melatih disini.

 

Indonesia merupakan salah satu pelopor bulutangkis dunia dan berbagai ilmu dasar bulutangkis dulu disebarkan ke beberapa negara lain melalui pelatih Indonesia yang melatih diluar negeri. Oleh negara-negara ini, ilmu tersebut ditingkatkan dan terus diperbaharui sehingga kini justru Indonesia bisa dikatakan tertinggal.

 

Namun sebetulnya asal kita mau terbuka dan memperbaharui metode dan teknik yang ada, kita pasti bisa bangkit. Saya mengerti masyarakat sering mengatakan penampilan pebulutangkis sekarang tidak bagus, tidak mengapa, ini artinya masyarakat masih mempunyai perhatian pada bulutangkis Indonesia. Namun kadang caranya saja yang salah, sehingga terkesan memberikan tekanan pada atlet.

 

Pembinaan atlet itu sama saja dengan kita merawat anak dari mulai dia kecil hingga dewasa. Saat dia sudah bisa bekerja dan hidup mandiri, maka saat itulah kita bisa melihat hasil didikan kita. Artinya pembinaan itu juga butuh waktu dan proses.

 

Bagaimana konsep pelatihan yang diterapkan di Pelatnas?

Li Mao : Saya memang memiliki program khusus untuk tim Indonesia, namun belum bisa saya jelaskan sekarang. Tunggu saja tanggal mainnya, pasti nanti kita lihat hasilnya.

 

Ada yang bilang anda lebih mengutamakan latihan teknik daripada fisik?

Li Mao : Seperti yang saya jelaskan tadi, bahwa kita harus terbuka dengan pemikiran yang baru dalam bulutangkis. Saya mengajarkan apa yang memang dibutuhkan oleh seorang pemain, tapi bukan berarti fisik itu tidak penting. Namun saya menggunakan skala prioritas, mana yang harus diutamakan, maka itulah porsinya yang harus diperbanyak.

 

Contohnya, jika kita belajar mengendarai mobil untuk pertama kali pasti tangan kita akan gemetar atau kram saat memegang kemudi. Namun apakah untuk bisa lancar menyetir kita harus melatih otot tangan dengan angkat besi? Tentu tidak, kita latih terus kemampuan berkendara, dengan sendirinya tangan kita tidak gemetar lagi karena sudah terbiasa.

 

Selain itu, dulu saya juga sudah membuktikan saat latihan fisik diforsir namun hasil tetap tidak maksimal. Saya sudah pernah melewati masa itu dan hal ini memang sudah teruji. Kita lihat saja Lee Chong Wei, Peter Gade, Lin Dan, dan Taufik Hidayat. Mereka tidak fokus di fisik saja, karena yang diperlukan bukan hanya fisik dan kita bisa lihat kualitas mereka.