Piala Thomas & Uber 2024: Tim Thomas Indonesia Hadapi Chinese Taipei Di Empat Besar
Chengdu, 3 Mei 2024
Indonesia 3-1 Korea
MS1: Anthony Sinisuka Ginting vs Jeon Hyeok Jin 14-21, 21-16, 21-16
MD1: Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri vs Kang Min Hyuk/Seo Seung Jae 15-21, 12-21
MS2: Jonatan Christie vs Cho Geonyeop 17-21, 21-17, 21-10
MD2: Fajar Alfian/Daniel Marthin vs Ki Dong Ju/Kim Won Ho 21-12, 21-13
MS3: Chico Aura Dwi Wardoyo vs Lee Yun Gyu Tidak Dimainkan
Anthony Sinisuka Ginting:
Mengucap syukur bisa bermain dengan baik, bisa keluar dari tekanan dengan baik hari ini. Sebuah pertandingan yang ketat.
Dari gim pertama sebenarnya sudah mulai dengan permainan saya tapi lawan sudah mepersiapkan dengan baik. Setelah permainan saya terbaca lawan, saya kurang bisa cepat mencari cara untuk mengubahnya. Di gim kedua saya lebih tahan, lebih sabar, walaupun dia sempat unggul beberapa poin tapi saya terus cari ritme dan pola yang tepat. Puji Tuhan bisa berhasil sampai ke gim ketiga.
Tidak ada kepikiran tentang kekalahan lawan India kemarin. Ini pertandingan baru di perempatfinal. Malah itu jadi pacuan saya untuk menampilkan performa yang bagus dulu.
Kalau dilihat tim Korea di ajang beregu memang suka mengejutkan. Walau secara di atas kertas dari segi peringkat atau segala macam tidak begitu bagus tapi di satu sisi mereka bisa menggunakan itu dengan maksimal. Itu yang saya dan tim sempat diskusikan jadi harus terus waspada.
Muhammad Shohibul Fikri:
Kami kecewa dengan penampilan kami hari ini, mohon maaf kepada tim belum bisa menyumbang poin. Harus diakui Kang/Seo hari ini bermain sangat in, sangat cepat. Kami tidak dibiarkan untuk mengembangkan permainan, ditutup terus dari awal sehingga kami selalu dalam kondisi tertekan.
Kami yakin dengan komposisi Fajar/Daniel bakal bisa menyumbang poin. Saya tahu kualitas mereka di saat latihan.
Bagas Maulana:
Memang sudah kesepakatan dengan tim bahwa kami harus turun sebagai tunggal pertama. Tidak ada tegang, hanya memang permainan kami tidak keluar.
Jonatan Christie:
Puji Tuhan bersyukur, sangat senang, sangat bahagia tapi memang terbayang kenangan buruk di Asian Games lalu. Ketika Ginting menang dan ganda pertama kalah, poin 1-1. Kembali teringat momen itu dan jujur cukup berdampak pada permainan saya di gim pertama.
Di tiga poin awal saya sudah bisa mengontrol tapi setelah itu lawan bisa bermain lebih tanpa beban, lebih all out.
Di gim kedua saya coba sekuat tenaga untuk mengubah strategi dan mendapatkan kembali percaya dirinya. Dan itu semua berjalan sampai selesai.
Sebenarnya saya juga mengalami kendala di lapangan tapi rasa tidak mau kalahnya muncul. Tidak mau mengulangi kejadian tidak mengenakkan di Asian Games, itu mungkin yang membuat second win, third win, fourth win nya keluar.
Fajar Alfian:
Yang pasti senang bisa menyumbang poin kemenangan untuk Indonesia. Masih teringat saya dan Daniel kalah oleh Korea di Asian Games tahun lalu dan hari ini kami bisa membalasnya.
Tidak ada pesan khusus dari saya untuk Daniel saat mau main tadi, malah Daniel yang memberitahu saya tentang kebiasaan pasangan Korea karena dia bersama Leo sudah bertemu sebelumnya.
Semuanya yang memutuskan adalah pelatih, memang ada diskusi tentang opsi-opsi pemilihan pasangan untuk mencari formula terbaik. Ini jadi bagian dari strategi.
Daniel Marthin:
Tim sudah unggul 2-1 saat kami masuk lapangan, itu menambah motivasi kami untuk juga menyumbang poin.
Kami berdua di latihan sudah sering berpasangan. Tadi tidak ada canggung, yang ada tadi saling mengingatkan dan saling melengkapi.
Di semifinal kami akan bertemu tim Chinese Taipei. Mereka tadi bermain sangat all out, bisa menang dari Denmark. Kami harus lebih menyiapkan apalagi ganda-ganda mereka juga seringkali diacak pasangannya. (*)