Piala Thomas & Uber 2024: Debut Solid Alwi Farhan Dan Prospek Cerah Regenerasi
Chengdu, 28 April 2024
Tunggal putra Indonesia, pemilik gelar juara dunia junior 2023 Alwi Farhan langsung diberikan kepercayaan untuk debut di laga perdana tim Thomas Indonesia di ajang Piala Thomas & Uber 2024. Alwi yang baru akan berusia 19 tahun pada 12 Mei nanti turun sebagai tunggal ketiga saat Indonesia mengalahkan Inggris dengan skor telak 5-0 hari Sabtu (27/4).
Berlaga di partai kelima di Hi Tech Zone Sports Centre Gymnasium, Chengdu, China, Alwi menuntaskan pertandingan atas Cholan Kayan 21-15, 21-12. Manajer tim yang juga Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Ricky Soebagdja memuji kekuatan mental Alwi.
“Alwi dengan penampilannya kemarin cukup baik saya rasa. Saya melihat kemampuan dia mampu mengatasi rasa grogi, rasa nervous di lapangan di ajang beregu seperti ini,” kata Ricky.
“Dia juga dengan sangat nyaman mengontrol pertandingan walau masih banyak yang harus dievaluasi kekurangan-kekurangannya. Tapi dengan usia yang masih sangat muda, sesuatu yang luar biasa dia berhasil memanfaatkan kesempatan yang diberikan. Ini menjadi langkah awal yang baik untuk menambah kepercayaan diri ke depannya,” lanjutnya.
Selain Alwi, Ricky juga menyoroti penampilan ganda putri Rachel Allessya Rose/Meilysa Trias Puspitasari saat mengalahkan pasangan Hong Kong peringkat 45 dunia Lui Lok Lok/Ng Wing Yung. Rachel (kelahiran tahun 2004) dan Trias (kelahiran tahun 2004) yang saat ini menduduki peringkat 34 dunia berhasil menang rubber game 21-16, 20-22, 21-18 sekaligus menyumbangkan angka keempat dari kemenangan 5-0 tim Uber Indonesia.
“Saya memuji penampilan Rachel/Trias di pertandingan kemarin. Mereka dengan sangat luar biasa mengeluarkan seluruh kemampuan untuk memenangkan pertandingan. Tidak mudah untuk pemain-pemain muda tampil di ajang beregu seperti ini tapi mereka berhasil keluar dari tekanan. Walau tetap ada catatan-catatan yang harus segera tim pelatih evaluasi,” ucap Ricky.
Tim Indonesia khususnya di gelaran Piala Uber tahun ini memang rata-rata diisi para pemain-pemain muda. Di luar Rachel/Trias, PBSI juga menurunkan Komang Ayu Cahya Dewi (kelahiran tahun 2002), Ester Nurumi Tri Wardoyo (kelahiran tahun 2004) dan Ruzana (kelahiran tahun 2005) untuk berkolaborasi dengan pemain-pemain senior seperti Gregoria Mariska Tunjung dan Apriyani Rahayu.
Memberikan pengalaman dan jam terbang sebagai bagian dari regenerasi menjadi alasannya.
“PBSI memang selalu memberikan tempat bagi pemain-pemain muda berbakat dan berpotensi untuk mengisi tim Thomas dan Uber. Tujuannya memberikan jam terbang dan pengalaman untuk mereka sebagai bekal ke depan,” sahut peraih medali emas Olimpiade 1996 Atlanta itu.
“Oleh karena itu setiap kesempatan yang diberikan harus benar-benar dilakukan dengan baik dengan memberikan yang maksimal. Regenerasi bulutangkis Indonesia adalah program yang tidak boleh terhenti,” ungkapnya.
Ricky mengakui potensi para pemain muda sangat baik, tinggal bagaimana program percepatan harus digenjot agar dalam setidaknya beberapa tahun ke depan, mereka sudah bisa diandalkan menjadi pelapis sepadan untuk sang ujung tombak.
“Saya sampaikan ke pelatih bahwa bagaimana kita sesegera mungkin untuk bisa percepatan pemain-pemain muda ini peningkatannya harus terlihat. Katakanlah misalnya yang masih peringkat ratusan bisa menembus 70-80 besar dunia, program jangka pendek, jangka panjangnya seperti apa atau bahkan 2028 mereka inilah yang harus tampil di Olimpiade, terang Ricky.
“Kalau secara potensi saya yakin di tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri maupun ganda campuran prospeknya cerah dan sangat baik. Tinggal bagaimana tugas pelatih menjadikan mereka pemain-pemain elit,” tutup Ricky. (*)