Kejuaraan Dunia 2023: Tiga Ganda Campuran Terhenti
Kopenhagen, 24 Agustus 2023
Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari vs Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (4/Thailand) 12-21, 19-21
Rinov Rivaldy:
Harus diakui lawan punya pengalaman lebih dan kini berada di top 4. Dari pertandingan ini kami mendapat banyak pengalamanan dan pelajaran. Belajar dari pertemuan sebelumnya, kami sebenarnya sudah cari celah terus. Semoga di pertemuan ke depan, kami bisa tembus.
Tadi itu pertandingan yang tidak gampang. Tampil di Kejuaraan Dunia itu ajang yang bergengsi dan punya atmosfer lebih besar. Yang perlukan itu mental yang kuat.
Sementara kami tadi, meski bisa memberikan perlawanan, terutama di gim kedua, kami masih banyak panik sendiri di tengah lapangan. Banyak kekurangan yang harus dibenahi lagi.
Ya bersyukur. Pastinya kami tadi masih banyak panik di lapangan. Lawan juga bisa mengatur tempo polanya cukup baik.
Meskipun kami kalah, rasanya tetap bangga karena bisa bermain lebih baik, terutama di gim kedua. Tadi kami terus mencoba untuk bisa keluar dari tekanan. Sementara lawan juga bermain cukup baik. Bermain tidak gedebak-gedebuk, seperti kami.
Kami sebenarnya terus cari celah. Sementara lawan lebih pintar dan berani mengubah pola. Lawan bisa menyusun strategi dengan baik.
Pitha Haningtyas Mentari:
Pada pertemuan terakhir, kami memang bisa memaksa lawan bermain rubber game. Kendati kini kalah dua gim, terlihat kami ada progresnya. Saya sendiri merasa cukup puas.
Dalam pertandingan tadi, kami terus mencoba dan berusaha, meskipun belum berhasil. Saya mengapresiasi penampilan Rinov yang bermain baik hari ini.
Ke depan, dari segi teknis perlu diperbaiki lagi. Selain itu, kami juga tak boleh panik. Saat tertinggal, harus terus berusaha untuk mencari celah dan lebih tenang.
Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja vs Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong (1/China) 14-21, 9-21
Gloria Emanuelle Widjaja:
Puji Tuhan bisa bermain dengan baik hingga selesai. Hanya kami tak bisa keluar dari tekanan. Harus diakui, performa lawan sangat bagus. Meteka menduduki rangking 1 dunia dan rajanya di ganda campuran.
Hingga kini kami belum bisa pecahkan telor. Saya akan terus mencari solusi. Tunggu tanggal mainnya saja.
Evaluasi dari pertandingan tadi, lawan memang lebih baik. Mulai dari servis dan penerimaan servis. Dari awal mereka sudah bisa unggul dulu. Jadi kami dalam posisi terserang terus.
Yang paling susah di lawan, mereka begitu berpengalaman. Penampilannya luar biasa. Untuk itu, kami akan terus berlatih untuk bagaimana mencari solusi untuk mengalahkan mereka.
Kami harus memperbaiki semuanya yang hingga hari ini belum ketemu cara untuk mengalahkan mereka. Kami harus bisa menemukan solusinya, yaitu bagaimana bisa keluar dari tekanan.
Dejan Ferdinansyah:
Bersyukur bisa bertahan hingga babak 16 besar dalam Kejuaraan Dunia ini. Kami sebenarnya sudah bermain semaksimal mungkin yang bisa kita lakukan. Ke depan ya harus mencoba lagi untuk tampil lebih baik lagi.
Dari segi permainan, lawan begitu bagus, mulai dari servis dan saat terima servis. Mereka memang jauh lebih siap. Tadi itu tidak ada permainan reli. Kami tak bisa keluar dari tekanan. Sudah dicoba, tetapi belum bisa.
Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati vs Yuta Watanabe/Arisa Higashino (2/Jepang) 14-21, 17-21
Rehan Naufal Kusharjanto:
Hasil ini tentu kurang memuaskan. Permainan kami di gim pertama terasa monoton dan tak ada variasinya. Cuma main lurus-lurus. Kami tidak berani mengadu. Seharusnya disilang-silang atau dibelokin biar lawan tidak nyaman.
Di gim kedua, dari ketinggalan 11-17, kami bisa mengejar hingga 16-17. Sayang di poin-poin tua itu kami malah kehilangan momentum. Sering salah sendiri dan membuat kami jadi tidak yakin. Padahal di poin-poin tua, seharusnya kami bisa lebih yakin, tetapi malah kehilangan fokus.
Seharusnya kami bisa lebih tenang dan yakin. Tetapi, buangan bolanya malah banyak salah. Selain itu sering tanggung yang bisa dimanfaatkan lawan.
Setelah itu, kami persiapan ke turnamen China dan Hong Kong Open. Evaluasinya, harus ditambah powernya. Juga harus bisa lebih yakin di poin-poin akhir.
Lisa Ayu Kusumawati:
Saya kecewa dengan kekalahan ini. Gim pertama, permainan kami tidak jalan. Kami juga kalah dari permainan servis. Servis lawan selalu tipis dan susah diantisipasi.
Selain itu, bola satu dua lawan juga bagus. Kami pun tidak bisa keluar dari tekanan. Permainan kami tidak bisa keluar.
Gim kedua, kami sempat memberikan perlawanan. Kami terus mencoba dan akhirnya sedikit berkembang dan sempat pelan-pelan bisa mulai berkembang pola permainannya. Kami bisa mengejar.
Cuma setelah itu ada momen yang membuat kami tidak bisa mengejar lagi. Kami dua kali mati sendiri. Setelah itu kami kehilangan fokus dan susah untuk mengejar angka lawan.
Harus diakui, kualitas lawan memang begitu bagus. Maklum, mereka pasangan yang menduduki rangking top 4 dunia. Ketrampilan dan teknik pukulan Yuta demikian komplet. Sementara Arisa juga bisa menutup permainan depannya. (*)