Singapura Open 2023: Ganda Putra Menyisakan Leo/Daniel
Singapura, 8 Juni 2023
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo vs Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (4/Jepang) 18-21, 9-21
Marcus Fernaldi Gideon:
Lawan memang bermain bagus. Permainannya demikian cepat dan kuat tenaganya. Kami bisa main dan unggul cuma untuk satu-dua pukulan, setelah itu kalah.
Memang harus diakui, saya sangat berat sudah tambah umur. Kami ketinggalan terus. Kami juga sudah berkurang kecepatannya. Dengan karakter shuttlecock yang cepat, kami makin ketinggalan dan susah mengimbangi kecepatan lawan.
Performa kami memang jelek, tidak seperti yang diharapkan. Kami sudah kalah, mau bagaimana lagi? Gim pertama masih bisa mengimbangi. Gim kedua kami sudah down. Sudah ketinggalan jauh. Mau mengejar sudah jauh poinya.
Kevin Sanjaya Sukamuljo:
Lawan memang bermain bagus. Dari semua aspek, lawan unggul semua. Ya kecepatan, power, dan pertahanannya sulit ditembus.
Gim pertama kami bisa memberikan perlawanan. Tetapi di gim kedua, poin kita sudah ketinggalan jauh. Mau mengejar pun sangat susah. Kami tidak tahu mau main apa lagi.
Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan vs Ong Yew Sin/Teo Ee Yi (8/Malaysia) 17-21, 18-21
Pramudya Kusumawardana:
Kami tadi dalam keadaan under pressure. Permainan kami tidak keluar sama sekali. Pada gim pertama, kami banyak melakukan kesalahan sendiri. Sementara lawan bermain lebih bagus, lebih mengontrol permainan. Mereka juga tidak gampang mati. Sebaliknya, kami malah banyak mati sendiri.
Di akhir-akhir gim kedua, kami sempat bisa mengejar. Permainannya juga bisa keluar. Tetapi jurang perbedaan poinnya sudah begitu jauh. Sudah susah mengejarnya.
Performa kami tadi juga kurang bagus. Permainan seperti yang diharapkan tak keluar. Kami terlalu mengikuti tempo lawan. Selain itu, kami kurang tenang.
Setelah ini, kami mau tampil ke Indonesia Open. Yang perlu ditingkatkan adalah soal mentalitas dan kebugaran fisik.
Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan:
Permainan kami tadi terlalu terburu-buru. Dari awal lawan memang langsung menekan kami. Kami pun jadi susah keluar dari tekanan. Dalam kondisi seperti itu, memang susah untuk bisa mendapatkan poin. Kami pun kalah.
Selain itu, kami hanya terus mengikuti tempo permainan yang dikembangkan lawan.
Apalagi, kebugaran fisik saya juga ada pengaruhnya. Kami dari SEA Games Kamboja, terus menerus tampil ke Malaysia Masters, Thailand Open, Singapura Open, dan nanti lanjut ke Indonesia Open. Kami harus mempersiapkan kondisi dengan baik.
Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri vs Aaron Chia/Soh Wooi Yik (3/Malaysia) 18-21, 17-21
Muhammad Shohibul Fikri:
Kami kalah di fokus dan konsistensi. Kami kurang tahan, terutama dari tengah pertandingan hingga akhir. Pada awalnya sudah berjalan baik. Sudah bisa unggul malah bisa dikejar.
Lawan kami akui lebih unggul dan bermain lebih rapi. Kami sebenarnya bisa bermain cukup baik. Hanya kalah siap. Bola-bola kecil lawan, lebih berani.
Setelah kalah, kami akan fokus ke Indonesia Open. Latihan dan persiapan yang lebih baik. Kami akan berusaha revans saat ketemu di babak pertama Indonesia Open nanti.
Bagas Maulana:
Kecewa tentu karena kami kalah. Karena sebenarnya rasa percaya diri kami lagi naik. Memang belum rejeki. Saat kejaran-kejaran poin, terutama di gim kedua, sebenarnya kami mainnya sudah enak, cuma lawan memang tampil lebih baik.
Pada gim kedua, kami kurang tenang. Kami terlalu buru-buru. Sementara lawan juga bermain sangat rapi dan tak gampang mati.
Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin vs Kim Gi Jung/Kim Sa Rang (Korea) 21-14, 21-17
Leo Rolly Carnando:
Bersyukur bisa main dan menang, meskipun belum maksimal performanya. Meski menang, kami tidak boleh cepat merasa puas dan harus terus berjuang untuk mengejar prestasi.
Tadi kami coba bermain lebih berani, jangan mau kalahnya harus ada. Tak boleh lengah. Kami harus fokus, apalagi yang kami hadapi adalah pemain berpengalaman.
Di turnamen ini, kami terus mencoba untuk tampil lebih baik dan lebih baik lagi. Kami masih muda dan akan terus berjuang dan berkembang.
Daniel Marthin:
Saya tentu bersyukur bisa menang. Ini pertandingan yang juga tidak mudah. Kami tadi bisa menerapkan pola yang tepat. Semua tahu pasangan Korea itu memiliki tangan yang begitu kuat. Kami harus bisa mengatasinya.
Terus terang kekalahan dua pasangan Indonesia yang tampil sebelumnya, tidak memengaruhi fokus dan performa kami. Kami harus berjuang untuk menentukan nasib sendiri. Kami fokus untuk bermain baik dan memenangkan pertandingan.
Sebagai pasangan muda, masih banyak yang harus ditambah. Kami harus berproses untuk berkembang terus.
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (2) vs Choi Sol Gyu/Kim Won Ho (Korea) 21-23, 17-21
Mohammad Ahsan:
Pasangan Korea itu memang bermain lebih save. Ke mana shuttlecock diarahkan, bisa kena terus. Lawan memang lebih bagus dari penampilan kami.
Walau kalah, kami harus tetap semangat. Kekalahan itu bagian dari pertandingan. Harus enjoy untuk next pertandingan. Kita persiapkan lagi.
Hendra Setiawan:
Kami tetap bersyukur walau kami kalah. Diakui, lawan memang lebih unggul. Kami banyak mendapat tekanan. Permainan depan selalu kalah duluan.
Kami memang lebih banyak diserang. Kami tidak bisa keluar dari tekanan. Power lawan juga lebih kuat, maklum mereka lebih muda dibanding kami. (*)