Piala Sudirman 2023: Terhenti di Perempatfinal, Ini Evaluasi Tim Indonesia

Suzhou, 19 Mei 2023

ARMAND DARMADJI (Manajer Tim):

Terima kasih kepada pemain, pelatih, dan tim pendukung yang telah berjuang hebat hari ini. Kekalahan ini, bukan kekalahan seorang pemain, tetapi kegagalan kita semua.

Kami mohon maaf kepada badminton lovers dan masyarakat Indonesia karena belum mampu meraih kemenangan dan memboyong Piala Sudirman tahun ini. Para pemain sudah berjuang maksimal. Telah berjuang hingga titik darah penghabisan. Tugas berat sudah dilaksanakan, meskipun kita belum berhasil meraih kemenangan.

Dalam olahraga, biasa ada kalah dan menang. Dalam olahraga tidak semuanya bisa berakhir indah dan manis, seperti di film-film. Setelah kegagalan ini, pemain Indonesia harus bisa bangkit untuk menghadapi kejuaraan-kejuaraan berikutnya. Kepala harus tetap tegak dan kegagalan ini jangan selalu jadi beban.

Meskipun belum berhasil, saya sebagai manajer tim tetap bangga. Kebersamaan dan kekompakan tim ini menjadi energi positif yang sangat baik untuk terus dijaga. Kita harus bangkit, semua harus berbesar hati, jangan minder atau sampai down.

Semua sudah berjuang mati-matian di lapangan. Saya bangga. Terima kasih atas perjuangan pemain, pelatih, dan tim pendukung. Semoga ke depan, kita bisa memboyong Piala Sudirman.

IRWANSYAH (Pelatih Tunggal Putra):

Saat memimpin 18-13 di gim pertama, pola dan strategi permainan Ginting sebenarnya sudah benar. Permainan di depan, sudah dikuasai. Kecepatan permainan depan mampu ditingkatkan dan itu tak mampu diikuti lawan.

Tetapi, setelah itu, permainan Ginting malah jadi ragu. Sebaliknya lawan malah jadi lebih berani melayani permainan depan. Lawan juga makin yakin dan gantian mampu mengontrol permainan depan. Padahal sebelumnya saat permainan depan bisa mampu dikontrol Ginting, lawan juga sempat bingung.

Ketika Ginting kurang siap di permainan depan, permainan lawan jadi berkembang. Lawan malah makin percaya diri.

Sebenarnya, kans menang ada. Sayang keunggulan angka tidak mampu dipertahankan Ginting. Saat awal main, sebenarnya permainan Ginting sudah in. Pokoknya, asal jangan goyang, itu sudah baik. Ternyata dia goyang juga.

Gim kedua, saat permainan bisa dikontrol lawan terus, Ginting jadi banyak mati sendiri. Apalagi, Shi Yu Qi itu pemain yang matang. Punya teknik pukulan yang komplet. Selain itu, pukulannya juga tajam, kencang, dan akurat yang susah dikembalikan.

Pada gim kedua lawan memang makin percaya diri. Setelah menang di gim pertama, lawan bisa bermain nyaman dan semua tekniknya bisa keluar. Dia makin mengontrol permainan.

Karena Ginting ketinggalan angka yang demikian jauh di gim kedua, lawan bisa lebih nyaman menyerang. Sementara semua pukulan-pukulan Ginting juga mudah tertebak. Dia pun akhirnya tidak bisa bermain normal. (*)

Leave a Reply