Kejuaraan Dunia 2022: Tersisih, Dua Tunggal Putri Banyak Ambil Pelajaran
Tokyo, 23 Agustus 2022
Dua tunggal putri Indonesia tersisih di hari kedua Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2022. Gregoria Mariska Tunjung kandas di babak 32 besar, sementara Putri Kusuma Wardani kalah di babak 64 besar.
Setelah menang di dua pertemuan terakhir, Gregoria akhirnya harus kembali mengakui keunggulan Akane Yamaguchi, andalan tuan rumah yang unggulan pertama. Gregoria kandas 12-21, 15-21 dalam laga yang berlangsung di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Tokyo, Jepang, Selasa (23/8) malam.
“Saya kurang puas dengan penampilan saya hari ini. Tetapi saya senang bisa kembali bertemu Akane. Tidak bisa dipungkiri, Akane bermain lebih bagus daripada dua pertemuan sebelumnya. Dia mungkin sudah belajar banyak untuk pertandingan hari ini, terlihat sekali pola dan fokus dia itu tingkatnya naik, sehingga mengurangi kesalahan sendiri,” ungkap Gregoria kepada Tim Humas dan Media PP PBSI.
“Jujur, tidak ada tekanan sama sekali di pertandingan tadi. Perasaan saya juga tidak ada beban, tapi memang lawan bisa menguasai jalannya pertandingan. Sulit bagi saya untuk menerapkan pola yang saya mau, kebanyakan tadi itu mainnya hanya ikut polanya dia,” lanjutnya.
Walau kalah, Gregoria tidak ingin terlalu lama bersedih. Ia bertekad bangkit di kejuaraan Japan Open 2022 pekan depan.
“Saya tidak mau berlarut dengan hasil ini, saya mau fokus untuk Japan Open minggu depan. Saya mau menjaga semangat dan kepercayaan diri saya. Semoga bisa lebih bagus hasilnya,” katanya.
Kekalahan juga diderita Putri Kusuma Wardani. Putri dihadang pebulutangkis senior asal Malaysia, Soniia Cheah dengan skor 19-21, 18-21.
“Ini Kejuaraan Dunia pertama saya. Sebenarnya saya ingin memaksimalkan permainan, jadi tampil sebagus mungkin siapapun lawannya. Tadi pun tidak ada tegang sama sekali, main normal-normal saja. Saya merasa saya sudah maksimal hari ini,” ucap Putri.
“Lawan kan sudah lama tidak bertanding dan saya sempat mempelajari permainan dia. Tangannya lumayan kuat dan variasinya bagus. Strategi saya tadi mau mempercepat tempo, tapi ternyata dia masih bisa mengimbangi. Malah saya yang akhirnya banyak mati sendiri,” sambungnya.
Putri sadar bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang ia miliki untuk bisa masuk ke persaingan tunggal putri level atas.
“Saya harus tingkatkan semua, terutama bagaimana bermain di level senior dengan segala keadaan baik itu angin, shuttlecock, dan lain-lain. Juga harus tambah kekuatan otot dan stabilkan fokus yang masih naik-turun,” sahut Putri. (*)