(All England Open 2020) Hendry Saputra Evaluasi Penampilan Tunggal Putra

(Birmingham, 12/3/2020)

Sektor tunggal putra Pelatnas PBSI harus kehilangan wakilnya di babak dua All England Open 2020. Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie terhenti di babak pertama, sementara Shesar Hiren Rhustavito tak bisa mengatasi lawannya di babak kedua.

Hal ini dikatakan Hendry Saputra, pelatih tunggal putra, merupakan hasil yang di luar harapan. Apalagi untuk Anthony dan Jonatan yang sebelumnya diharapkan bisa melangkah lebih jauh lagi.

“Untuk Ginting, saya lihat dia merubah mainnya dari rally control jadi menyerang, karena mau cepat-cepat mematikan lawan. Sehingga banyak melakukan kesalahan dan mati sendiri. Itu diulang sampai sama poinnya. Selanjutnya dia hilang fokus dan kepercayaan diri. Bukan karena Ginting jelek mainnya, tapi dari perubahan cara mainnya yang salah. Jadinya rugi,” jelas Hendry.

Di laga pembuka, Anthony langsung kalah dari Rasmus Gemke (Denmark) dengan skor 14-21, 18-21. Sebelumnya, Jonatan juga telah kalah 15-21, 13-21 dari Lee Zii Jia (Malaysia).

“Evaluasi untuk Jonatan dan Ginting, ini di luar harapan saya. Pulang nanti mesti dilatih fokus dalam menerapkan strategi dan pukulannya, untuk bisa tepat penggunaannya. Di samping mental dan pikirannya yang saya lihat masih ragu-ragu mainnya. Mungkin terbeban harus menang hingga tidak fokus dengan apa yang harus dilakukan,” kata Hendry lagi.

Sementara untuk Shesar, meski kalah, Hendry mengakui peningkatan performa dari anak didiknya tersebut. Hanya saja masih perlu untuk terus diasah, terutama soal kesabaran di lapangan dan kekuatan fisiknya.

Shesar terhenti di babak dua, juga dari Gemke, dengan laga yang cukup panjang selama 77 menit. Shesar berhasil merebut game pertamanya, namun akhirnya kalah setelah bermain rubber game, dengan skor akhir 21-18, 13-21, 19-21.

“Untuk Vito, dia kurang sabar dan merubah mainnya waktu poinnya unggul. Sehingga banyak melakukan error sendiri. Tapi saya lihat sudah bagus mainnya. Tinggal harus ditingkatkan lagi kekuatan kakinya dan fisiknya, untuk bisa main dalam durasi yang cukup panjang,” tutup Hendry. (*)