(SEA Games 2019) Tunggal Putra Tanpa Medali, Ini Kata Hendry

(Manila, 8/12/2019)

Tunggal putra Indonesia tak bisa mengirimkan wakilnya ke babak semifinal SEA Games 2019 yang berlangsung di Muntinlupa Sports Complex, Filipina. Dua pemain yang diturunkan di nomor perorangan, Shesar Hiren Rhustavito dan Firman Abdul Kholik sama-sama harus terhenti oleh lawannya.

Shesar kalah di babak perempat final dari Loh Kean Yew (Singapura), sementara Firman terhadang Sitthikom Thammasin (Thailand) di babak pertama. Hal ini memastikan, tak ada medali yang bisa dibawa pulang dari sektor ini.

Sebelumnya di SEA Games 2017 di Malaysia, tunggal putra menyumbangkan satu medali emas dari Jonatan Christie dan satu medali perunggu dari Ihsan Maulana Mustofa.

“Hasil ini di luar prediksi saya. Saya targetnya final dan syukur-syukur bisa juara. Tapi kondisi lapangan juga kan berpengaruh di pertandingan kali ini. Dan mereka juga kalahnya sama Singapura dan Thailand. Selain itu Jonatan dan (Anthony Sinisuka) Ginting juga tidak bisa diturunkan saat ini, karena ada perhitungan lain. Jadi hasil ini harus bisa diterima,” ujar Hendry Saputra, pelatih tunggal putra Pelatnas PBSI.

Kondisi angin juga diakui Hendry menjadi salah satu kendala anak didiknya saat bertanding di lapangan. Namun tak mau sekedar beralasan, Hendry pun mengantongi sejumlah catatan evaluasi untuk Shesar dan Firman.

“Memang ada pemain yang tipenya bisa mengatasi suatu hambatan di lapangan, termasuk angin, ada yang belum bisa. Nah mereka ini belum bisa. Padahal lawan kan juga merasakan hal yang sama. Jadi memang kedepannya perlu ada latihan khusus untuk menghadapi kesukaran di lapangan supaya lebih tenang,” jelas Hendry Saputra, pelatih tunggal putra.

“Menurut saya Shesar kemarin kurang tenang saja. Jadi dia kurang bisa menggunakan struk yang tepat untuk mengatasi lawan. Ini jadi pelajaran buat mereka. Untuk SEA Games kedepannya jadi sudah tahu siapa yang akan diturunkan. Hasil ini di luar prediksi saya. Sebenarnya kalau dengan Shesar juga seharusnya sudah bisa,” ungkap Hendry lagi. (*)