(YUZU Indonesia Masters 2019) Ganda Putra Belum Berhasil Kirim Wakil Ke Final

(Malang, 5/10/2019)

Ganda putra Indonesia belum berhasil mengirim wakil ke babak final YUZU Indonesia Masters 2019 BWF Tour Super 100. Hasil itu dipastikan setelah satu-satunya wakil yang tersisa di babak semifinal, Berry Angriawan/Hardianto gagal menghentikan laju pasangan Jepang, Akira Koga/Taichi Saito.

Dalam pertandingan yang berlangsung di GOR Ken Arok, Malang, Jawa Timur hari ini (5/10), Berry/Hardianto yang merupakan unggulan kedua, kalah atas pasangan Jepang yang diunggulkan di posisi ketiga, dengan skor 17-21 dan 16-21 dalam waktu 31 menit.

"Di pertandingan tadi kami banyak melakukan kesalahan sendiri, bola apapun mati. Karena banyak mati sendiri itu jadi percaya dirinya malah hilang. Hal itu terjadi sejak di game pertama sampai akhir game kedua. Selain itu harus diakui lawan pun hari ini bermain lebih bagus, mereka lebih banyak menurunkan bola, jadi kami kesulitan dan tak bisa keluar dari tekanan." papar Hardianto usai laga.

Lebih lanjut, Berry/Hardianto mengaku jika permainannya kali ini tidak sesuai harapan, dan mereka mengaku kecewa dengan hal tersebut.

"Hari ini kami bermain di luar harapan. Evaluasinya untuk ke depan kami harus bermain lebih rapi dan fokusnya harus ditingkatkan lagi," kata Berry.

"Kecewa sih iya dengan hasil ini karena inginnya bisa lebih dari semifinal. Tetapi kami tetap bersyukur dengan hasil yang didapat. Semoga ke depannya bisa lebih baik lagi," tutup Hardianto.

Di sisi lain, pelatih ganda putra pratama Pelatnas PBSI, Thomas Indratjahja, juga turut mengomentari hasil yang didapatkan oleh anak asuhnya di turnamen ini, dan akan segera melakukan evaluasi.

"Hari ini feelingnya gak jalan, dan lawan lebih baik. Karena percaya dirinya gak dapet, jadi memang mainnya terlihat pelan. Ke depannya mereka harus lebih fokus," ujar Thomas mengomentari penampilan Berry/Hardianto.

"Kondisi kita nggak bisa memprediksi, tapi yang pasti kita akan segera mengevaluasi penampilan mereka semua yang tampil di sini," pungkas Thomas. (*)