(Blibli Indonesia Open 2019) H-6, Panpel Bersiap ‘Sulap’ Istora

(Jakarta, 10/7/2019)

Dalam waktu enam hari ke depan, turnamen Blibli Indonesia Open 2019 bakal digelar. Tak hanya para atlet yang bersiap untuk mengikuti turnamen bergengsi level Super 1000 ini, tetapi panitia pelaksana juga tengah giat mempersiapkan diri jelang hari H.

Blibli Indonesia Open 2019 akan dihelat pada 16-21 Juli 2019 di Istora, Senayan.

Dari segi persiapan fisik, Istora bakal ‘disulap’ menjadi surganya pecinta bulutangkis. Bagaimana tidak, di event ini, para pecinta bulutangkis tak cuma disajikan tontonan dari para bintang bulutangkis dunia tetapi juga dimanjakan dengan berbagai kesempatan berinteraksi langsung dengan para atlet lewat acara meet and greet dan berbagai hiburan lainnya.

Panitia pelaksana (panpel) akan mulai persiapan pada Kamis (11/7), diawali dengan pembuatan lapangan pemanasan (warming up hall). Pada hari Minggu (13/7) ditargetkan pemasangan lapangan dan suasana stadion sudah 90 persen selesai. Sehingga hari Senin (14/7) tinggal dilakukan finalisasi.

"Persiapan secara organisasi sudah berjalan denan baik dan sekarang kami konsentrasi ke persiapan fisik kalau dari segi kepanitiaan. Dari segi pemain, sudah ke pematangan di teknik dan strategi permainan," kata Achmad Budiharto, Ketua Panitia Pelaksana BIO 2019.

Panpel juga telah mengantisipasi besarnya animo penonton. Seperti diketahui, penjualan tiket secara online telah diserbu oleh para pecinta bulutangkis dan tiket pun sold out.

"Untuk penjualan tiket online memang sudah tidak bisa kami layani lagi, tapi masih akan ada tiket yang dijual on the spot. Jumlahnya paling tidak 100 tiket untuk masing-masing kelas per hari. Kalau kelas Black masih di atas 500 tiket per hari. Kelas Blue – Red sekitar 100-an, karena yang pertama diserbu pembeli online adalah tiket terusan dan kategori Blue," jelas Budiharto.

"Bagi yang nasibnya kurang baik, sudah datang antri dan tidak kebagian tiket, di venue akan disediakan beberapa layar lebar, supaya bisa nonton sambil menikmati suasana bazaar. Rencananya akan ada tiga big screen, dari babak pertama," tutur Sekretaris Jenderal PP PBSI ini.

Untuk menjadi perhatian calon pembeli tiket, bahwa pembelian tiket tidak bisa diwakilkan. Mereka yang ingin membeli tiket on the spot harus mengantri karena setiap orang hanya bisa membeli satu tiekt dan tiket akan langsung ditempel di tangan pembeli guna menghindari praktek calo.

"Kalau tiketnya dilepas dari tangan, tiket akan rusak dan ditolak saat di-scan masuk ke Istora," kata Budiharto.

Panpel rencananya juga bakal melakukan tata ulang ruangan di Istora dan melihat apakah memungkinkan untuk menambah kapasitas penonton.

"Kami akan mengoptimalkan ruang-ruang yang ada di istora untuk menambah kapasitas. Misalnya awalnya tempat tv sekian baris, diperkecil jadi sekian baris dan bisa dimanfaatkan untuk penonton. Tetapi baru bisa diputuskan setelah semua terpasang," ujarnya.

BIO kali ini akan dipercantik dengan spot-spot Instagramable yang tentunya kental dengan nuansa bulutangkis. Hal ini diharapkan menjadi hiburan tersendiri bagi para penonton.

"Kami siapkan infrastrukturnya, penonton bisa berekepresi, dan capture dengan kamera sendiri. Akan bangunan portable baru dan tentunya akan mencirikan bulutangkis dan hanya bisa dijumpai di BIO," beber Budiharto.

Tak hanya itu, panpel juga bakal menambah kapasitas mushola Istora yang sebelumnya tidak dapat menampung jamaah di waktu-waktu shalat. Panpel telah menyiapkan layout untuk penambahan fasilitas mushola, tak hanya dari segi tempat, namun juga saluran air untuk keperluan berwudhu. (*)