Jelang Olimpiade, Eng Hian Prioritaskan Tiga Ganda Putri

(Jakarta, 3/7/2019)

Kepala Pelatih Ganda Putri PBSI, Eng Hian, memberikan kesempatan pada tiga ganda putri untuk memperebutkan tiket Olimpiade Tokyo 2020. Mereka adalah Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Rizki Amelia Pradipta/Della Destiara Haris dan Ni Ketut Mahadewi Istarani/Tania Oktaviani Kusumah.

Tiap negara hanya dapat mengirim maksimal dua pasangan ganda jika pasangan tersebut duduk di peringkat delapan besar dunia. Hingga saat ini, Greysia/Apriyani memiliki peringkat dunia tertinggi yaitu di posisi 5 dunia, disusul Rizki/Della di peringkat 17 dunia, sedangkan Ketut/Tania baru saja dipasangkan.

"Untuk tiket kedua ke olimpiade, saya berikan kesempatan untuk Rizki/Della dan Ketut/Tania," ungkap Eng kepada Badmintonindonesia.org.

Sebelumnya, Rizki sempat dipasangkan dengan Ketut, sedangkan Della dengan Tania. Namun berdasarkan hasil evaluasi, Eng akhirnya memutuskan Rizki kembali lagi berpasangan dengan Della, dan Ketut menggandeng Tania, pemain yang lebih muda.

"Kalau menilai dari hasil evaluasi, penampilan Rizki/Ketut tidak ada yang kurang dan tidak ada yang lebih dibanding Rizki/Della. Lihat dari bongkar pasang, setelah Della dicoba dengan Tania dan Virni (Putri), secara non teknis dan chemistry-nya nggak dapet. Kalau Ketut, feel-nya lebih dapet, lebih bisa bawa pemain junior," ucap Eng.

Meskipun baru dipasangkan, Eng menuturkan bahwa Ketut/Tania tetap akan diberikan kesempatan untuk bersaing dengan Rizki/Della maupun Greysia/Apriyani dalam perjalanan menuju olimpiade.

"Saya sudah komunikasikan dengan binpres (bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI), agar Ketut/Tania diberikan turnamen yang mereka bisa ikuti, kalau (peringkatnya) masuk, ya kami ikutkan," kata Eng yang ditemui di Pelatnas Cipayung.

Namun nama Ketut/Tania tak ada dalam daftar peserta Blibli Indonesia Open 2019 (BIO). Ketut/Tania akan bertanding di Rusia Open 2019 Super 100 yang jadwalnya bersamaan dengan BIO.

"Ketut/Tania lebih berpeluang dapat gelar di Rusia Open, saya harap mereka dapat pedenya, feel-nya dan poinnya bertambah. Sebetulnya dengan kualitas mereka, kalau ikut Indonesia Open dan misalnya kalah di babak awal, mereka nggak akan kalah mudah, tapi saya rasa untuk psikologis mereka yang baru dipasangkan akan lebih baik untuk ikut di Rusia Open dulu," ujar Eng.

Eng juga menjelaskan bahwa ia dan tim PBSI harus bisa memilih-milih level turnamen mana yang sebaiknya diikuti para atlet. Tak hanya mengejar poin di turnamen level tinggi, tetapi dilihat pula peluang si atlet untuk meraih gelar, dengan catatan, mereka pun juga harus dapat memenuhi target poin yang ingin dicapai jika ingin mengamankan tempat di olimpiade. (*)