Eng Hian Evaluasi Tiga Ganda Putri
(Jakarta, 12/4/2019)
Kepala Pelatih Ganda Putri PBSI, Eng Hian, mengevaluasi performa tiga pasangan ganda putri utama pelatnas di tiga turnamen beruntun. Kiprah Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Rizki Amelia Pradipta/Ni Ketut Mahadewi Istarani dan Della Destiara Haris/Tania Oktaviani Kusumah, di ajang India Open Super 500, Malaysia Open Super 750 dan Singapore Open Super 500, menjadi bahan evaluasi sekaligus pertimbangan Eng jelang kualifikasi menuju Olimpiade Tokyo 2020.
Greysia/Apriyani meraih hasil cukup baik dengan mempertahankan gelar juara di India Open 2019. Namun di turnamen selanjutnya, Malaysia Open 2019, Greysia/Apriyani dikalahkan oleh Rizki/Ketut.
Pada ajang India Open 2019, justru Rizki/Ketut lah yang dikalahkan oleh teman sendiri, yaitu Della/Tania. Di atas kertas, Rizki/Ketut lebih dijagokan, karena Tania merupakan pemain yang lebih muda dan baru dipasangkan dengan Della.
Penampilan Rizki/Ketut semakin menurun kala di Singapore Open 2019 mereka kalah telak di babak pertama oleh Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai dengan skor 10-21, 6-21. Pada pertemuan sebelumnya di kejuaraan beregu campuran Asia, Tong Yun Kai Cup 2019, Rizki/Ketut menang mudah atas pasangan Thailand tersebut dengan skor 21-13, 21-11.
"Hasilnya tidak sesuai yang diharapkan, tapi per individu ada evaluasi plus minus yang harus dikaji lagi bersama-sama. Contohnya, kenapa Rizki/Ketut bisa kalah dari Della/Tania? Greysia/Apriyani bisa kalah dari Rizki/Ketut? Kenapa Rizki/Ketut bisa kalah begitu drastisnya di Singapura, skornya jauh? Kenapa Rizki/Ketut kok performanya naik-turun, di Tong Yun Kai Cup menang, tapi di Singapura bisa kalah dengan skor telak? " kata Eng saat diwawancara Badmintonindonesia.org di Pelatnas Cipayung.
"Tapi ada tren positif, dari mereka sendiri ada persaingan. Seorang Tania yang baru dipasangkan dengan Della, dia baru naik dari level junior, bisa mengalahkan seniornya. Ada evaluasi buat yang mengalahkan dan yang dikalahkan," ujar Eng.
"Saat Rizki/Ketut menang dari Greysia/Apriyani, saya pikir ini adalah momentum untuk Rizki/Ketut melangkah lebih jauh, tapi kenapa pada saat di babak selanjutnya mainnya bisa drop sekali? Mungkin ada faktor kepuasan bisa mengalahkan teman sendiri?" lanjutnya.
Pada ajang India Open 2019, prestasi tertinggi tim ganda putri Indonesia diraih Greysia/Apriyani yang menggondol gelar juara. Sedangkan di Malaysia Open 2019, Rizki/Ketut mencapai babak perempat final sebelum akhirnya dikalahkan oleh Li Yinhui/Du Yue (Tiongkok), dengan skor 18-21, 16-21.
"Saya melihatnya lebih ke faktor non teknis, tidak stabil. Kalau stabil contohnya seperti Greysia/Apriyani, mereka lebih banyak ke faktor teknik. Misalnya kemarin si A di posisi menyerang lagi kenapa, defense lagi kenapa. Ini lebih mudah buat saya untuk menginstruksikan dan membuatkan program, tapi kalau non teknis, balik lagi harus berangkat nggak cuma dari saya, tapi dari atletnya," beber Eng.
Di Singapore Open 2019, pasangan Yulfira Barkah/Jauza Fadhila Sugiarto terhenti di babak kedua dari pasangan Juara Dunia 2018, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara (Jepang), dengan skor 21-23, 17-21. Sedangkan Rizki/Ketut dan Della/Tania terhenti di babak pertama, dan Greysia/Apriyani tak ambil bagian di Singapore Open. (*)