Pertama di Dunia, Butet Main Bulutangkis di Ketinggian 17,500 Kaki
(Jakarta, 9/2/2019)
Liliyana Natsir hari ini mendapat pengalaman tak akan terlupakan sepanjang hidupnya. Bagi pebulutangkis yang akrab disapa Butet ini, main bulutangkis di lapangan adalah hal yang biasa, sudah ratusan atau bahkan ribuan kali ia lakukan.
Namun hari ini, setelah bebyresmi menyatakan gantung raket, Butet merasakan main bulutangkis di ketinggian 17,500 kaki di kabin pesawat Hercules C-130 milik TNI-AU. Butet hadir memenuhi undangan TNI-AU yang ingin memberikan apresiasi terhadapnya atas prestasi cemerlang yang telah ditorehkan Butet di kancah internasional, puncaknya di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 lalu.
Bertajuk #JoyflightWithButet , acara ini dimulai pada pukul 10.00 WIB. Sebelum terbang, Butet menyempatkan diri untuk berbagi cerita dan motivasi dalam acara Angkasa Expo 2019. Dalam kesempatan kali ini, Debby Susanto juga berpartisipasi dalam joy flight.
Saat memasuki pesawat, Butet mengaku tegang dan grogi. Sebelum pesawat lepas landas, Butet menundukkan kepala sejenak dan berdoa.
"Dulu pernah naik pesawat Hercules juga dari Manado ke Surabaya, waktu itu mau ikut PON. Tapi sekarang tetap saja tegang, soalnya mau main bulutangkis di atas langit, ha ha ha, excited banget, rasanya luar biasa," ujar Butet kepada Badmintonindonesia.org.
"Terima kasih kepada keluarga besar TNI-AU, mungkin ini kesempatan yang tak akan datang dua kali. Saya mau memotivasi adik generasi penerus, bahwa kalau berprestasi, apapun bisa terjadi. Seperti saya sekarang ini, tidak menyangka bisa diundang TNI-AU untuk naik pesawat Hercules dan main bulutangkis di pesawat," tutur Butet.
Butet ditantang bermain bulutangkis di lapangan dadakan yang disetting tim TNI-AU di dalam pesawat Hercules C-130. Dalam kesempatan ini, Butet dan Debby bergantian tanding melawan Letkol. Sus Muhammad Yuris, Kasubdispenum TNI AU serta para kru penerbang.
"Bedanya, pertama kalau di udara kan oksigennya terbatas. Lalu tadi terasa ada goyang sedikit, main di pesawat juga ada keterbatasan atapnya tidak tinggi, mainnya bola-bola datar saja, nggak bisa mukul yang susah-susah. Kalau shuttlecock nya sih nggak terasa berat, sama saja," katanya.
"Pertama naik memang takut, tapi di atas lebih tenang, ada goyang tapi nggak ada masalah. Tadi Letkol Penerbang Teddy, landing-nya smooth. Saya tadi di cockpit, nggak berasa, walaupun nggak pegangan, tapi tetap tenang," ungkap Butet.
Sementara itu, Letkol Yuris bercerita awal mulanya ia dan timnya mengundang Butet. Ramainya pemberitaan dan cuitan netizen di sosial media mengenai laga terakhir Butet serta acara farewell nya yang mengharu biru di turnamen Daihatsu Indonesia Masters 2019 membuat TNI-AU pun berembuk dan kemudian memutuskan untuk turut memberikan apresiasi kepada Butet sebagai salah satu pahlawan Indonesia di bidang bulutangkis.
"Bukan hanya menjadi tentara kita bisa mengharumkan Indonesia. Tetapi, apapun profesi kita, kalau kita berprestasi, itu adalah wujud bela negara yang sesungguhnya. Tidak harus angkat senjata, tidak harus bertempur di hutan untuk menjadi pahlawan, seorang yang memiliki jiwa bela negara. Contohnya Butet, ini yang harus dicontoh para generasi muda," jelas Letkol Yuris.
Kegiatan bermain bulutangkis di dalam pesawat di ketinggian 17,500 kaki ini merupakan yang pertama di dunia. Dituturkan pihak TNI-AU, selama ini belum pernah terjadi di Indonesia maupun di dunia. Persiapan tim TNI-AU pun tak tanggung-tanggung, para kru penerbang sempat uji coba dan latihan sebelum joy flight bersama Butet. (*)