(World Junior Championships 2018) Ini Cara Tim Indonesia Atasi Jetlag Dan Cuaca Dingin

(Toronto, 4/11/2018) 

Tak hanya mewaspadai lawan di lapangan, tim junior Indonesia yang bertanding di BWF World Junior Championships 2018 juga harus berhadapan dengan kendala non teknis, seperti perbedaan waktu dan cuaca. Terdapat perbedaan waktu selama 12 jam antara Indonesia dengan Kanada. Di samping itu cuaca yang cukup dingin, menyentuh nol derajat celcius, menambah tantangan tersendiri buat para atlet.

“Kami memang berangkat lebih awal untuk mengantisipasi jetlag dan cuaca yang dingin. Karena setidaknya butuh satu sampai dua hari untuk menyesuaikan diri. Di sini waktunya tidur kita kebangun, waktunya bangun kita mengantuk. Jadi kalau tidak cepat menyesuaikan diri pasti susah. Tapi di hari ketiga mereka sudah cukup menyesuaikan,” kata Susy Susanti, manajer tim Indonesia, Minggu (4/11).

Untuk mengatasi hal tersebut, para atlet pun mendapatkan beberapa program khusus dari pelatih fisik. Beberapa aktivitas fisik pun telah disiapkan, diantaranya pemanasan bersama sebelum latihan.

“Perjalanannya cukup jauh kemarin. Jam 6 sore kami sampai Kanada, jadi besoknya anak-anak diperbanyak stretching dan jogging buat pengkondisian. Karena kakinya pasti pegal habis terbang lama. Semuanya dijaga supaya cepat pulihnya, jadi mereka bisa tidur nyenyak lagi di malam kedua,” kata Yansen Alpine, pelatih fisik PBSI yang mendampingi.

“Dari fisik yang penting banyak gerak, apalagi di sini dingin. Makanya sebelum latihan mereka harus benar-benar panas. Dari hari pertama juga kami melakukan pemanasan bersama,” tambah Yansen.

Pertandingan beregu BWF World Junior Championships 2018 akan berlangsung pada 5-10 November 2018 di Markham Pan Am Center, Ontario, Kanada. Indonesia akan memulai laganya besok (5/11), berhadapan dengan Austria dan Macau. (*)