(China Open 2018) Hendry Saputra: Tak Ada Rumus Khusus, Semua Karena Kemauan Atletnya

(Jakarta, 25/8/2018)

Kepala Pelatih Tunggal Putra PBSI Hendry Saputra mengapresiasi perjuangan anak-anak didiknya. Dalam satu hari, dua tunggal putra pelatnas berhasil naik podium juara. Anthony Sinisuka Ginting menjadi jawara di ajang China Open 2018 BWF World Tour Super 1000, sore harinya giliran Ihsan Maulana Mustofa yang meraih gelar di ajang Bangka Belitung Indonesia Masters 2018.

Masih lekat pula di ingatan kita bahwa dua pekan sebelumnya, Jonatan Christie merebut medali emas tunggal putra di Asian Games 2018.

Simak petikan wawancara Badmintonindonesia.org bersama Coach Hendry seputar hasil yang diraih tim tunggal putra.

Selamat Coach, apa yang mau disampaikan atas raihan dua gelar dari tim tunggal putra?

Tentunya senang, ini semua untuk masyarakat indonesia yang sudah mendukung dan mendoakan mereka.

Apa rahasianya sehingga prestasi tim tunggal putra bisa mengalami progres yang signifikan?

Sebetulnya tidak ada rumus khusus, tapi memang ada kemauan dari atletnya sendiri. Untuk Anthony, dia belajar dari pengalaman dia kalah, saya lihat awalnya dari Asian Games.

Setelah itu kami diskusi, dia pelajari video permainannya. Di China Open ini permainannya sudah tepat, tapi tetap masih ada kesalahan-kesalahan sendiri yang dilakukan. Kemajuannya sudah ada, dia sudah bisa mengatur fokus, bisa atur tempo main dan bisa merancang apa yang dia mau.

Menurut anda, apa yang membuat Anthony bisa sampai di titik ini?

Dari kacamat saya, dia punya motivasi bukan cuma mau jadi juara, tapi mengalahkn dirinya sendiri dalam mengatasi polemik yang harus dia hadapi. Misalnya untuk lebih sabar, tidak gampang mati sendiri, kontrol pikiran, fokus dalam teknik pukulannya, dia bisa lewati semua itu. Hasilnya ya bisa kita lihat sendiri. Kalau teknik pukulan, tiap pemain punya kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Saya sudah jauh-jauh bilang, ini adalah akumulasi usaha dari tahun-tahun sebelumnya. Misalnya ada 12 kali turnamen setara level super series dalam setahun, masa sih nggak bisa dapat satu? Tapi bicara begini juga harus ada dasarnya, fisiknya bagus, teknik pendukung bagus. Cara bermain dan mental kamu harus bisa berjuang, tidak boleh takut kalah, tidak boleh ragu sama diri sendiri.

Anthony meraih gelar juara setelah mendapat hasil undian yang sangat berat, bagaimana menurut Coach Hendry?

Saya tidak kaget Anthony bisa melewatinya. Karena tiap pemain sehebat apa pun pasti punya kelemahan, apakah Anthony bisa memanfaatkan ini? Sebagai contoh, Shi Yuqi ketemu Kento Momota tidak bisa berkembang. Anthony waktu lawan Shi Yuqi di Asian Games, fisiknya tidak menunjang, jadi kalah. Ini yang terus kami pelajari.

Sekarang sudah bisa melewati, tinggal konsistennya, bisa atau tidak? Selalu ada ujian bagi tiap pemain setelah menjadi juara, apalagi setelah Asian Games, banyak harapan kepada Anthony dan Jonatan.

Ketika di lapangan, Coach Hendry sering memuji penampilan Anthony walaupun dia sedang tertinggal?

Itu untuk mengingatkan dia, kalau sudah main bagus, ngapain jelek lagi mainnya? Kalau sudah untung kenapa harus rugi?

Tiap atlet pasti punya tujuan, selagi tujuan itu belum tercapai, ya dia harus berjuang terus. Kalau jatuh ya fight back.

Bagaimana dengan penampilan Jonatan pasca Asian Games 2018?

Jonatan memang menurun dari segi prestasi, karena dia di Asian Games kan juara. Setelah Asian Games, ada masanya fisik, mental dan fokusnya menurun.

Ihsan berhasil meraih gelar pertamanya di tahun ini, bagaimana komentar Coach Hendry?

Awal menurunya penampilan Ihsan karena dia kena cedera, tiga bulan nggak main, absen di tiga-empat pertandingan. Ini tidak gampang untuk seorang pemain. Ihsan pernah jadi yang terbaik diantara Anthony dan Jonatan, sekarang dia sedang mengejar kembali. Dia butuh waktu untuk itu, tren penampilannya sudah membaik.

Setelah ini kami akan coba lagi untuk Ihsan, semoga gelar juara ini bisa meningkatkan rasa percaya dirinya lagi. (*)