Kembali Bongkar Pasang Ganda Putri, Ini Kata Eng Hian
(Jakarta, 8/9/2018)
Kepala Pelatih Ganda Putri PBSI Eng Hian kembali melakukan pertukaran pasangan pada beberapa anak didiknya di turnamen Denmark Open 2018 BWF World Tour Super 750. Della Destiara Haris yang biasa berpasangan dengan Rizki Amelia Pradipta, kali ini akan dimainkan bersama Anggia Shitta Awanda. Sementara Rizki bersama Ni Ketut Mahadewi Istarani yang merupakan pasangan main Anggia.
Hal ini terpaksa dilakukan Eng untuk mencari kombinasi ganda kedua Olimpiade Tokyo 2020. Kandidat terkuat sebagai ganda pertama masih ditempati pasangan rangking empat dunia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu.
"Pasangan utama ke olimpiade tetap Greysia/Apriyani, selama ini penampilan mereka cukup baik. Greysia sudah komitmen sama saya untuk bertahan, dia mau cari medali di olimpiade terakhirnya sebelum pensiun," ungkap Eng kepada Badmintonindonesia.org.
Sementara itu, pasangan rangking 11 dunia, Rizki/Della yang selama ini menjadi ganda kedua di sejumlah event penting seperti Piala Uber 2018 dan Asian Games 2018, dinilainya masih belum memberikan hasil yang menggembirakan.
"Memang sengaja dibongkar pasang karena hasil di beberapa turnamen selama ini tidak sesuai harapan, saya coba formula baru. Kenapa mereka? Karena untuk level yang di atas memang yang ada cuma mereka," kata Eng.
"Ada yang menanyakan kenapa sudah ranking 11 lalu dipisah? Buat saya, bukan masalah rangkingnya, tapi kualitasnya. Kalau masuk rangking delapan atau tujuh besar tapi nggak pernah dapet gelar dan cuma jadi partisipan ya mendingan saya bongkar," sebutnya.
Ia juga tak khawatir soal sempitnya waktu jelang kualifikasi olimpiade yang akan dimulai pada awal tahun depan. Dituturkan Eng, di sektor ganda putri persaingannya tak seberat sektor tunggal putra, jika penampilan ganda racikan baru ini memang punya kualitas, peluang untuk masuk top delapan dunia dan lolos ke olimpiade cukup terbuka.
"Saya lebih mementingkan kualitas, kalau pasangan baru tapi bisa menembus, masih ada kesempatan untuk mengejar ke olimpiade. Kalau kualitas penampilannya bagus, ikut 12-14 turnamen setahun misalnya masuk semifinal atau bahkan juara setidaknya dapat tiga gelar, saya tetap optimis bisa tembus delapan besar, peluangnya cukup terbuka," tutur Eng.
"Ibaratnya lebih baik bawa satu pasangan tapi punya taji, punya kualitas bisa bersaing untuk dapat medali. Daripada ada dua pasangan tapi hanya jadi partisipan," tambahnya.
Eng memberikan kesempatan kepada para pasangan ganda putri baru ini untuk unjuk gigi di sisa turnamen yang akan mereka ikuti hingga akhir tahun. Ia berharap anak-anak didiknya dapat menunjukkan perjuangan maksimal di lapangan, diikuti dengan catatan prestasi yang baik.
"Saya mau lihat progres mereka di tiga turnamen ini (Jepang, Tiongkok dan Korea), nanti ditambah lagi tiga turnamen sampai akhir tahun dengan pasangan yang berbeda. Kalau masih tidak ada gelar juga ya lebih baik saya naikkan yang junior. Bisa dengan dipasangkan dengan pemain senior, atau benar-benar junior semua yang akan main di level lebih tinggi," kata Eng menutup pembicaraan.
Sementara itu, di Denmark Open 2018, Tontowi Ahmad juga rencananya akan bermain di nomor ganda putra bersama Angga Pratama. Namun Tontowi tidak banting stir ke ganda putra, ia juga tetap akan bermain di ganda campuran bersama Liliyana Natsir. (*)