Susy : Gelar di Daihatsu Indonesia Masters Bawa Semangat Baru
(Jakarta, 30/1/2018)
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Susy Susanti, menilai pencapaian para atlet di Daihatsu Indonesia Masters 2018 sebagai sebuah prestasi yang luar biasa.
Indonesia menjadi juara umum dengan meraih dua gelar dari Anthony Sinisuka Ginting (tunggal putra) dan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon (ganda putra). Sedangkan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Greysia Polii/Apriyani Rahayu menjadi runner up.
“Perjuangan atlet-atlet luar biasa, bisa empat wakil sampai final. Di final ada yang menang dan kalah. Secara keseluruhan sangat bagus sekali, sudah lama kita tidak meloloskan empat wakil ke final. Bagi saya ini bukan cuma angin segar tapi jadi semangat baru,” kata Susy.
Susy juga angkat bicara soal tunggal putri Indonesia yang tidak dapat tampil maksimal di kejuaraan ini. Masih banyak pekerjaan rumah yang mesti dikejar oleh PBSI untuk mencetak pemain tunggal putri kelas dunia.
“Tunggal putri memang tertinggal, ini jadi satu PR buat kami. Bibit tunggal putri memang kurang dan sempat hilang satu generasi. Ada yang punya potensi tapi tidak ada kemauan, ada yang punya kemauan tapi tidak berpotensi. Jadi sebenernya bakat dan kemauan itu harus beriringan. Tugas kami sekarang bagaimana ubah mindset untuk menjadikan mereka pejuang, yang ulet dan berani di lapangan. Sekarang ibaratnya tidak ada yang santai nawar-nawar jam latihan lagi,” beber Susy.
Sementara itu, Susy menilai pencapaian di tunggal putra juga masih bisa ditingkatkan lewat Jonatan Christie dan Ihsan Maulana Mustofa. Ketiganya kini menjadi pemain yang diandalkan di sektor tunggal putra. Akan tetapi, hingga saat ini, Jonatan dan Ihsan masih perlu dipoles.
“Di tunggal putra memang Anthony lebih stabil dari Jonatan dan Ihsan. Jonatan harus bisa cari satu formula untuk bisa cari pola main dia. Kalau lagi bagus, dia bisa mengalahkan pemain yang diatasnya, tapi kalau lagi nggak bagus, polanya nggak dapet, streateginya nggak pas, bisa kalah dari yang bukan unggulan,” jelas Susy.
Susy juga menyebutkan bahwa menjadi pemain yang matang memang tidak segampang yang orang harapkan. Jonatan dan Ihsan sebetulnya tinggal menunggu waktu kapan bisa menjadi pemain yang matang. (*)