Delapan Kejuaraan Ini Jadi Fokus Utama PBSI di 2018

 

(Jakarta, 17/1/2018)

Sebanyak delapan kejuaraan sepanjang tahun 2018 menjadi prioritas utama PBSI. Mengawali tahun 2018, PBSI bakal membidik target di ajang Badminton Asia Team Championships 2018 yang juga sekaligus ajang kualifikasi Piala Thomas dan Uber 2018.

Kejuaraan bergengsi yang merupakan tertua di dunia yaitu All England BWF World Tour Super 1000, menjadi target selanjutnya. Indonesia memang punya catatan gemilang di turnamen ini. Pada tahun lalu, satu titel diraih Indonesia lewat pasangan fenomenal, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon.

Pada bulan Mei, akan ada kejuaraan beregu putra dan putri yang memperebutkan Piala Thomas dan Piala Uber. Digelar di Bangkok, Thailand, perebutan Piala Thomas dan Uber dipastikan menjadi kompetisi yang sangat menarik.

Kejuaraan Dunia tentunya tak lewat dari daftar target utama. Satu gelar yang diraih Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir pada tahun lalu, diharapkan dapat diulang kembali. Kejuaraan Dunia 2018 bakal dihelat di Nanjing, Tiongkok.

Tim bulutangkis Indonesia juga bakal mendapat tugas penting di ajang Asian Games 2018. Pesta olahraga se Asia ini bukan cuma punya gengsi tersendiri, namun Asian Games kali ini digelar di kandang sendiri. Dua medali emas yang disumbang bulutangkis pada empat tahun lalu di Incheon, diharap dapat diraih lagi oleh tim Merah-Putih.

“Kami paham akan tugas yang diberikan kepada tim bulutangkis, kami punya tanggung jawab. Kami pun ingin memberikan sumbangsih medali. Empat tahun lalu kami dapat dua medali emas, tahun ini setidaknya sama, kalau bisa lebih banyak lagi,” ujar Susy.

Tiga prioritas selanjutnya datang dari kelas junior. Dijabarkan Susy, PBSI akan fokus pada tiga turnamen junior yaitu Asia Junior Championships, World Junior Championships serta Youth Olympic.

“Harapan kami di 2018, bukan cuma konsisten, tapi kami mau meningkatkan lagi. Pembinaan juga lebih baik, regenerasi lebih baik, salah satunya dengan menetapkan sistem SK, Pemantauan dan Magang,” jelas Susy.

“Saya tidak mau atlet-atlet dalam zona nyaman, tujuan akhir mereka kan bukan masuk pelatnas, tapi masih ada lagi tugas lain. Tetapi kalau dipantau mereka akan lebih mawas diri dan lebih bersaing, ada kesempatan kenapa tidak digunakan lebih baik,” pungkasnya.

Menilai hasil capaian di 2017, Susy mengaku bersyukur dengan 38 gelar yang diraih tim Indonesia mulai dari level internasional series hingga super series premier. Namun lebih lanjut Susy mengatakan, prestasi ini harus dijadikan pelecut semangat agar tim bulutangkis Indonesia lebih kerja keras di tahun 2018. (*)