Ikhsan Raih Penghargaan Atlet Muda Terbaik 2017

(Jakarta, 11/1/2017)

Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay mencatat prestasi gemilang di tahun 2017. Pemain kelahiran Tomohon, 15 Januari 2000 ini naik podium juara di ajang Kejurnas 2017 untuk kategori tunggal putra taruna. Penampilannya juga cukup baik di ajang Superliga Junior 2017 lalu.

Tak heran jika ia dianugerahi penghargaan Atlet Muda Terbaik 2017 oleh klub yang kini menaunginya, PB Djarum. Hadiah tabungan sebesar Rp. 25 juta pun diterima Ikhsan. Tak hanya itu, prestasi Ikhsan yang menjadi juara tunggal taruna putra di Kejurnas 2017 juga diapresiasi oleh PB Djarum. Ikhsan juga diguyur bonus sebesar Rp. 15 juta.

Prestasinya sepanjang 2017 membuat namanya masuk dalam jajaran pemain yang dipanggil bergabung ke Pelatnas PBSI, terhitung Januari 2018.

“Tentunya semangat masuk pelatnas, apalagi bisa bertemu pemain-pemain senior seperti Jonatan Christie dan sebagainya,” sebut Ikhsan.

“Pasti tekanannya di pelatnas itu beda, mau nggak mau harus adaptasi. Tetapi saya jalani saja. Pertama saya ke pelatnas rasanya tegang, ketemu senior, ketemu yang udah juara super series. Lalu saya berpikir kenapa harus tegang, bukannya bagus saya ketemu mereka dan termotivasi?” tambahnya.

“Penghargaan ini menjadi motivasi buat saya, semoga prestasi saya lebih baik dari tahun lalu. Target utama saya adalah olimpiade junior (Youth Olympic),” kata Ikhsan dalam acara pemberian penghargaan yang berlangsung siang ini, Kamis (11/1), di Senayan, Jakarta.

Bukan cuma Ikhsan, pemain tunggal putri Alya Rahma Mulyani serta ganda putri Febby Valencia Dwijayanti/Lisa Ayu Kusumawati yang menjadi kampiun di Kejurnas 2017 kelas taruna pun dihadiahi bonus masing-masing sebesar Rp.15 juta dan Rp. 20 juta. PB Djarum juga memberi apresiasi para juara kelas remaja-taruna yang meraih gelar sepanjang 2017.

Perjalanan Ikhsan menuju pelatnas ternyata sangat panjang. Ia ternyata sempat berlatih ke Papua, kemudian pindah ke Bandung saat usianya 11 tahun. Namun Ikhsan kecil ternyata tak sanggup berpisah lama-lama dengan kedua orangtuanya, ia pun kembali lagi ke Manado.

“Saya termotivasi lagi waktu saya kalah dari Gatjra (Piliang Fiqihilahi Cupu) di Sirkuit Nasional Manado 2015. Lalu ada tawaran bergabung ke SKO Ragunan,” ungkap Ikhsan yang mengidolakan Lin Dan.

Kekalahan memang kerap membuat semangat Ikhsan makin terpompa. Ia pun menceritakan awalnya ia bertekad serius di bulutangkis.

“Waktu kecil saya suka main bulutangkis di depan rumah, dan saya kalah dari teman saya. Lalu papa saya bilang apakah saya mau menang dari dia? Papa saya bilang kalau mau menang ya saya harus latihan,” ceritanya Ikhsan yang sejak kecil rajin nonton pertandingan Taufik Hidayat. Hingga kini pukulan backhand yang menjadi ciri khas Taufik menjadi pukulan favoritnya.

Berawal dari gelar pertamanya di kejuaraan Deyana Lomban 2008 lalu, Ikhsan yang kini telah bergabung ke pelatnas siap untuk mengejar mimpinya menjadi pemain tunggal putra nomor satu dunia. (*)