Jajaran Pengurus Baru PP PBSI Tengah Dibentuk

 (Surabaya, 1/11/2016)

 Setelah resmi menjabat sebagai Ketua Umum PP PBSI masa bakti 2016-2020, Wiranto langsung membentuk tim formatur yang nantinya akan menyusun pengurus pusat PBSI. Sidang pemilihan dewan formatur berlangsung setelah pengesahan ketua umum, Senin (31/10).  Wiranto yang menjadi ketua dewan formatur, akan dibantu empat anggota yaitu Alex Tirta (pengprov PBSI DKI Jakarta), Lutfi Hamid (Jawa Barat), Oei Wijanarko Adi Mulya (Jawa Timur) dan Eduart Wolok (Gorontalo).  Dewan formatur akan membentuk susunan pengurus kemudian dikukuhkan dalam waktu tiga puluh hari kedepan.  Wiranto terpilih menjadi ketua umum PP PBSI secara aklamasi setelah satu-satunya pesaing di bursa pemilihan, Gita Wirjawan, mengundurkan diri.  "Mimpi dan harapan terhadap PBSI sudah diucapkan oleh pak Gita, bahwa kita ingin membangun tradisi emas di olimpiade. Sama dengan harapan saya, Indonesia akan merebut kembali kejayaan bulutangkis seperti di masa-masa lalu," kata Wiranto memaparkan visinya.  "Misinya adalah organisasi bisa melaksanakan tugas sesuai dengan apa yang kita ingin raih. Kami tetap akan minta masukan kepada pak Gita, bagaimana mengambil langkah-langkah maju untuk membangun kualitas yang ada di dalam organisasi, apakah itu dari segi pembinaan, organisasi, pendanaan, dan sebagainya," tambah Wiranto. "Saya berharap dibawah kepemimpinan pak Wiranto, PBSI bisa menjadi lebih baik. Tentunya hal-hal baik yang selama ini sudah berjalan bisa dilanjutkan," ujar Gita.  Sementara itu, sidang pleno IV Musyawarah Nasional PBSI 2016 juga telah memutuskan anggota dewan pengawas PBSI 2016-2020. Dewan pengawas akan mengawasi dan memberi masukan atas kinerja pengurus pusat PBSI.  Berikut daftar anggota dewan pengawas PBSI 2016:  Abdulllah Fadri Auli (Pengprov PBSI Lampung), T.B Herman (Nanggroe Aceh Darussalam), Edward Wolok (Gorontalo), Syafrizal Ucok (Sumatera Barat), Syarif Abdullah Alkadrie (Kalimantan Barat), Djenri A. Keintjem (Sulawesi Utara), I Nengah Wiratha (Bali), Tjandra Anggriawan Husein (Banten), Tahrir Tasaruddin (Sulawesi Tenggara) (*)