(Olimpiade Rio 2016) Lihat Semangat Juang Owi/Butet, Keluarga Sudah Optimis Emas Milik Indonesia

(Jakarta, 20/8/2016)

Menuju medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016, perjalanan pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir memang terbilang mulus. Sukses menjadi juara grup di babak penyisihan, tumbangkan unggulan pertama sekaligus juara bertahan di semifinal, puncaknya menang meyakinkan dua game langsung di final.

Tontowi/Liliyana menggondol emas dengan menaklukkan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying dalam permainan straight game, 21-14, 21-12. Tontowi/Liliyana mengibarkan Merah-Putih dan mengumandangkan lagu Indonesia Raya di Brasil tepat pada Hari Kemerdekaan RI ke-71 pada 17 Agustus 2016 lalu.

Prestasi ini tentunya membuat keluarga Tontowi/Liliyana sangat berbahagia. Kemenangan di arena olimpiade adalah impian bagi setiap atlet, apalagi cabang bulutangkis sejauh ini merupakan satu-satunya cabor yang mampu mempersembahkan emas.

“Kami sekeluarga sangat senang dan sangat-sangat bangga. Apalagi Butet dan Owi menang di hari Kemerdekaan RI, jadi mereka bisa memberi kado terindah dan yang pasti ini menjadi momen bersejarah yang tidak bisa dilupakan,” ujar Kalista Natsir, kakak Liliyana.

“Perjuangan dan pengorbanan Butet selama ini terbayar lunas,” tambah Kalista kepada Badmintonindonesia.org.

“Firasat sih nggak ada, karena ini olimpiade, kita mesti realistis juga melihat peta kekuatan di lapangan bagaimana. Cuma kalau dilihat dari penampilan Butet dan Owi begitu meyakinkan, lalu muncul harapan ‘kayaknya bisa nih’ soalnya kelihatan dari semangat juang mereka berdua,” tuturnya.

Tontowi/Liliyana yang akrab disapa Owi/Butet, sukses mempersembahkan medali emas olimpiade pertama untuk tim ganda campuran Indonesia, medali emas olimpiade ketujuh untuk Indonesia, sekaligus menepis keraguan banyak pihak atas kemampuan mereka meraih emas begitupun keraguan bahwa bulutangkis mampu menyumbangkan medali di Olimpiade Rio 2016.

“Saya sangat berterima kasih kepada keluarga saya, mama, papa dan kakak saya. Mereka selalu ada buat saya. Mereka selalu ada buat saya, di saat saya kalah, mereka selalu bilang ‘Udah dek, nggak apa-apa, bangkit lagi, kamu harus yakin’. Kalau lagi tanding, mereka tidak pernah ganggu saya, nggak pusingin dengan macem-macem, pokoknya mereka selalu bikin saya tenang,” tutur Liliyana.

“Terma kasih juga untuk PBSI yang sudah ngurusin kita, makan diurusin, tidur diurusin, latihan semua sudah disiapin. Tanpa PBSI, kami tidak akan seperti sekarang ini. Tak lupa untuk klub Djarum, dan masih banyak lagi, terapis, dokter, sampai ahli pijat, nggak bisa saya jabarkan satu-satu. Nggak lupa juga doa dan dukungan seluruh masyarakat Indonesia untuk kami, terima kasih,” pungkasnya. (*)