(Olimpiade Rio 2016) Olimpiade, Pencapaian Mimpi Yang Tertunda Debby Susanto

(Jakarta, 14/8/2016)

Mimpi untuk bisa mewakili Indonesia bertanding di Olimpiade, akhirnya bisa juga dicapai oleh pemain ganda campuran, Debby Susanto. Empat tahun lalu, pada Olimpiade London 2012, Debby sebenarnya sempat digadang menjadi salah satu kekuatan Indonesia. Namun sayang, Debby yang saat itu berpasangan dengan Muhammad Rijal, tak bisa mencapai targetnya.

Olimpiade London 2012, dari sektor ganda campuran akhirnya hanya meloloskan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

“Nyesek sih yang pasti pas Olimpiade 2012 kemarin. Sama kak Rijal penghitungan poin terakhir di India Open Super Series. Kami nggak bisa mencapai target untuk tembus Olimpiade, padahal tinggal sedikit lagi,” kenang Debby.

Namun Debby dan Rijal saat itu tetap berangkat ke London, sebagai sparing partner Tontowi/Liliyana. Meski tak sesuai harapannya, Debby mengaku banyak bersyukur mendapat kesempatan tersebut. Atlet asal Palembang ini mulai mencuri hawa Olimpiade.

“Setelah nggak masuk, kak Icad (Richard Mainaky, pelatih ganda campuran) memberi kesempatan buat kami melihat Olimpiade. Kami dikasih kesempatan untuk melihat kondisi Olimpiade, bisa merasakan suasananya,” kata Debby kepada badmintonindonesia.org.

“Saya merasa antusias sekali, terus mikir, kapan ya bisa ikutan main di Olimpiade, kaya Ci Butet sama Owi. Rasanya seperti apa ya. Melihat lawan-lawan itu konsentrasinya seperti apa. Hawanya beda berkali-kali lipat berbeda dari turnamen lainnya. Harapannya Olimpiade berikutnya bisa turun. Akhirnya kesampaian juga tahun ini,” ungkap Debby lagi.

Debby kini menjadi salah satu wakil merah putih yang tengah berjuang di Olimpiade Rio 2016. Bersama Jordan, Debby berharap bisa mencapai hasil maksimal mereka.

“Saya dan Ucok ada peningkatan dari segi permainan, menerapkan pola. Ada hal-hal positif yang terus meningkat dari kami,” ujar Debby.

Debby pun terus mendapat sokongan semangat dari orang-orang terkasih dan keluarga. Ia berharap perjuangannya di Rio kini, bisa memberikan kebanggaan untuk keluarganya.  

“Keluarga dan orangtua sangat berpengaruh buat saya. Saya ingin balas budi dengan mereka, ingin bikin orangtua senang dan bangga sama saya,” tutup atlet besutan klub Djarum Kudus tersebut. (*)