(Olimpiade Rio 2016) Herry IP: Hendra/Ahsan Tak Dapat Keluar dari Tekanan

(Jakarta, 14/8/2016)

Tak dapat keluar dari tekanan, inilah yang menjadi penyebab utama kekalahan pasangan unggulan kedua, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di babak penyisihan grup D, Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Hal tersebut diutarakan oleh Kepala Pelatih Ganda Putra PBSI, Herry Iman Pierngadi.

Laga hari ini melawan Chai Biao/Hong Wei (Tiongkok), merupakan laga hidup-mati buat Hendra/Ahsan. Kekalahan atas Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa di laga sebelumnya, memaksa Hendra/Ahsan untuk memenangkan pertandingan melawan Chai/Hong.

Beban inilah yang tak dapat dipikul oleh Hendra/Ahsan, akibatnya penampilan mereka tidak seratus persen. Hendra/Ahsan dikalahkan oleh Chai/Hong dengan skor 15-21, 17-21. Hendra/Ahsan terhenti di penyisihan.

“Hendra/Ahsan tidak bisa keluar dari tekanan, beban memang berat, mereka tidak bisa keluar dari pressure yang ada di dalam diri mereka. Permainan mereka hari ini hanya 50 persen saja. Semua pola yang sudah kami rencanakan tidak bisa berjalan,” ungkap Herry kepada Badmintonindonesia.org.

“Waktu melawan pasangan Jepang, penampilan mereka lebih baik, pola permainannya ada. Tetapi hari ini, dua-tiga pukulan langsung mati, serba salah semua. Hendra/Ahsan banyak membuat kesalahan sendiri, tiap pukulan hati-hati banget,” tambahnya.

Sepanjang berjalannya pertandingan, servis Ahsan dinyatakan fault oleh hakim servis sebanyak tiga kali. Ahsan bahkan sempat memberikan raketnya kepada hakim servis sebagai bentuk protes akan keputusan tersebut.

“Seharusnya Ahsan bisa mengendalikan emosinya. Tetapi tadi saya sudah tanya sama dia di lapangan, dia tidak terpancing, hanya protes saja kok. Dinyatakan fault begini tentu ada pengaruhnya buat Hendra/Ahsan, apalagi mereka sedang unggul, jadi timbul rasa khawatir,” beber Herry.

Herry menuturkan bahwa ia dan Hendra/Ahsan sudah berdialog pasca kekalahan di penyisihan. Hendra/Ahsan merasa sedih akan hasil ini, namun mereka juga telah mengevaluasi pernampilan mereka, bahwa seberat apapun, Hendra/Ahsan mesti bisa mengatasi tekanan.

“Untuk awal-awal pertandingan sih tidak apa-apa tegang, tetapi kalau pertandingan kedua dan ketiga seharusnya sudah nggak tegang lagi ya. Tetapi ini olimpiade, saya lihat banyak pemain-pemain senior yang lain juga under pressure, di olimpiade apapun bisa terjadi. Kejadian ini menjadi pelajaran untuk kami semua, termasuk saya sebagai pelatih,” imbuh Herry. (*)