(Olimpiade Rio 2016) Linda Terhipnotis Motivasi Olimpian

(Jakarta, 28/7/2016)

Turun mewakili Indonesia di Olimpiade Rio 2016, Linda Wenifanetri mendapat banyak suntikan motivasi dari atlet senior yang pernah membela negara di Olimpiade. Seperti terhipnotis, itulah yang dirasakan Linda ketika berdiskusi dengan para Olimpian seperti Rexy Mainaky, Susy Susanti dan Minarti Timur.

Dorongan semangat hingga cerita terdahulu dari seniornya, menjadi pemacu Linda untuk bisa memberikan penampilan yang terbaik di Rio de Janeiro.

“Saya sempat ngobrol dengan Minarti Timur waktu di karantina di Kudus. Beliau bilang ke saya, Linda kamu jangan khawatir, di Olimpiade itu semua bisa terjadi. Yang penting kamu tetap fokus, jangan takut lawan siapapun,” kata Linda bercerita.

“Sebenarnya kalau diingat-ingat, yang diomongin itu suatu hal yang udah pernah saya dengar sebelumnya. Tapi nggak tau kenapa, pas Ci Memey (Minarti Timur) yang ngomong, saya kaya terhipnotis gitu. Masuk banget ke otak saya. Makin semangat, lebih percaya diri lagi,” tambah Linda.

Dengan Rexy dan Susy, Linda juga banyak bertukar pikiran. Meski mengaku semakin grogi jelang Olimpiade, di sisi lain Linda merasa semakin terpacu semangatnya.

“Sama Kak Eky (Rexy Mainaky) dan Ci Susy (Susy Susanti) juga banyak ngobrol. Mereka semua kasih semangat penuh ke saya. Mendukung penuh. Dari pelatih-pelatih di Pelatnas juga semuanya. Nggak hanya pelatih tunggal putri. Seneng banget bisa tukar pikiran sama mereka. Sekarang ini lumayan jadi nervous sebenarnya, tapi saya juga semakin semangat,” ungkap Linda.

“Semakin hari saya semakin menyadari bahwa konsentrasi saya harus lebih ditambah lagi. Jaga kondisi badan. Semakin hari semakin memprotek diri, lebih memperhatikan diri sendiri. Tapi tetap dibawa santai,” tambahnya lagi.

Bisa turun menjadi wakil Indonesia di Olimpiade Rio 2016, memberikan kebanggaan tersendiri buat atlet tunggal putri tersebut. Olimpiade Rio 2016 ini akan menjadi Olimpiade pertama dan yang terakhir buat Linda. 

“Ini jadi olimpiade pertama saya dan mungkin akan jadi yang terakhir. Karena empat tahun kedepan, saya belum tentu bisa bertahan. Empat tahun lagi sudah waktunya untuk junior-junior di bawah saya yang turun,” ungkap atlet kelahiran Jakarta tersebut.

Delapan tahun menghuni Pelatnas Cipayung, Linda akhirnya bisa mencicipi turun tanding di turnamen level tertinggi di dunia, Olimpiade. Tahun 2008 saat Maria Kristin Yulianti menjadi punggawa Indonesia di Beijing, Linda baru bergabung dengan Pelatnas. Empat tahun setelahnya, 2012, giliran Adriyanti Firdasari yang diturunkan.

“Yang pasti senang, excited banget rasanya. Bangga karena dikasih kesempatan untuk bisa main di Olimpiade. Jadi memotivasi supaya saya bermain maksimal. Ibaratnya, semua pemain pasti ingin main di Olimpiade, tapi saya bisa dapat kesempatan. Ini jadi motivasi buat saya untuk main sebaik mungkin,” ungkap Linda.

Dukungan penuh juga datang dari keluarga dan orang-orang terdekat Linda. Linda mengatakan, perhatian keluarganya semakin tercurah demi persiapan maksimal Linda ke Olimpiade.

“Dukungan keluarga benar-benar luar biasa. Saat pulang ke rumah pun, misalnya ada acara keluarga, saya tetap tinggal di rumah. Disuruh istirahat, jaga kondisi. Persiapan buat besok latihan. Keluarga menjaga suasana hati saya juga. Nggak banyak membahas pertandingan, mereka menenangkan dan mendukung saya. Selain itu, saya misalnya batuk sedikit aja, mama langsung bikinin air jeruk nipis. Pokoknya full banget buat saya,” kata peraih medali perunggu Kejuaraan Dunia 2015 lalu itu. 

“Sekarang tinggal bismillah aja,” ucap Linda. (*)