Mengintip Sesi Diskusi Tim Tunggal Putri dan Psikolog Olahraga

(Kudus, 13/7/2016)

Disela program karantina olimpiade di Kudus, Jawa Tengah, tim tunggal putri yang terdiri dari Linda Wenifanetri, Hanna Ramadini, Dinar Dyah Ayustine dan Fitriani menjalani sesi diskusi bersama psikolog olahraga.

Rachman Widohardhono merupakan psikolog yang ditunjuk SATLAK PRIMA untuk mendampingi tim bulutangkis yang akan bertanding ke olimpiade. Rachman turut mendampingi tim selama menjalani karantina.

Dalam sesi yang berlangsung di ruang serbaguna GOR Jati, Kudus, sesi diskusi berlangsung selama satu jam. Diskusi ini menekankan pentingnya pentingnya mengatur mindset positif guna meningkatkan rasa percaya diri pada atlet.

Selain itu, para pemain juga dibekali tips untuk relaksasi, yang sangat penting bagi atlet dalam mengatur ketenangan dalam bertanding atau recovery mental saat menghadapi hasil pertandingan yang kurang memuaskan.

“Linda pernah mengatakan kalau momen terbaiknya adalah saat bisa meraih medali perunggu World Championships 2015. Maka ingatlah momen ini dan ambil poin positif apa saja yang membuat Linda bisa tampil baik saat itu,” kata Rachman.

“Kalau kita berpikir kita bisa, maka secara biologis, sistem saraf kita akan mengarah kesana. Sebaliknya kalau sudah terpikir kalau kita tidak bisa, ya kita akan semakin tidak percaya diri. Makanya dari saat latihan, pikirkanlah hal-hal positif, bahkan semua sparring, pelatih dan tim harus memberi dukungan kepada Linda, ini efeknya akan sangat luar biasa,” tambahnya.

Sementara Linda memang mengakui bahwa momen World Championships 2015 memang merupakan penampilan terbaiknya di panggung bulutangkis. Persiapan yang matang, suasana tim yang kondusif membuatnya nyaman dan merasa mendapat dukungan yang luar biasa merupakan hal-hal utama yang menjadikan Linda mampu mengeluarkan seluruh kemampuan terbaiknya.

Fokus utama tim tunggal putri selama karantina memang terletak pada Linda yang akan menjadi wakil tunggal putri Indonesia di Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Selama karantina, Hanna, Dinar dan Fitri bertugas untuk membantu memaksimalkan latihan dan persiapan Linda menuju Rio.

Akan tetapi, ketiga pemain ini diharapkan dapat memetik pelajaran dari program karantina ini. Berada di tengah-tengah pemain terbaik Indonesia yang juga merupakan pemain top dunia, para atlet sparring sedianya bisa menyerap ilmu dari para seniornya, bukan tidak mungkin pada empat tahun mendatang, merekalah yang akan menggantikan posisi senior berlaga di ajang olimpiade. (*)