Karantina Jadi Ajang Penyegaran Bagi Atlet

(Kudus, 12/7/2016)

Program karantina tim bulutangkis olimpiade di Kudus, Jawa Tengah, menjadi ajang penyegaran bagi para atlet. Berlatih dengan suasana baru di GOR Djarum, ternyata memberikan angin segar buat mereka yang tengah bersiap untuk bertanding di Olimpiade Rio de Janeiro 2016, pada Agustus mendatang.

Jelang olimpiade, intensitas latihan memang sangat tinggi, apalagi dalam beberapa bulan belakangan dimana para atlet berburu poin demi tiket olimpiade. Padatnya kejuaraan dan ketatnya kompetisi yang disusul dengan program persiapan menuju olimpiade tentunya membuat atlet tak dapat terhindar dari rasa jenuh.

Namun persiapan harus tetap berjalan, oleh karenanya, training camp yang bakal berlangsung hingga 16 Juli 2016, diharapkan bisa membawa suasana baru.

“Sebetulnya program latihannya kurang lebih sama dengan di pelatnas, tetapi di sini rasanya suasananya beda. Saya pribadi merasa bisa me-refresh pikiran, jadi tidak jenuh, pikiran jadi segar dan latihannya semangat lagi,” kata Praveen Jordan, alet ganda campuran yang berpasangan dengan Debby Susanto.

Selama karantina, para pebulutangkis olimpiade berlatih di GOR Jati milik PB Djarum. Praveen yang berasal dari PB Djarum, mengaku di karantina ini ia bisa sekaligus bernostalgia mengenang masa-masa menjadi pemain junior.

“Iya sih teringat masa-masa dulu waktu masih jadi pemain junior. Tapi kemudian saya pindah latihan di GOR yang di Jakarta, jadi nggak terlalu lama juga di Kudus,” ungkap Praveen.

Selama karantina dua pasangan ganda campuran yang terdiri dari Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Praveen/Debby, dibantu oleh empat pemain sparring yaitu Ronald Alexander/Melati Daeva Octavianti, serta Yantoni Edhy Saputra dan Marsheilla Gischa Islami.

Di sesi latihan hari kedua karantina, tim ganda campuran menjalani latihan teknik yang dipadu dengan latihan fisik. (*)