PBSI Optimis Tiap Sektor Berpeluang di Olimpiade Rio
(Jakarta, 23/6/2016)
Meskipun tantangan berat sudah menanti di Olimpiade Rio de Janeiro 2016, namun PP PBSI tetap optimis bahwa semua sektor memiliki peluang di pesta olahraga sedunia tersebut. Hal ini ditegaskan Achmad Budiharto, Chef de Mission tim bulutangkis Indonesia di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 dalam acara diskusi Potensi Emas Bulutangkis di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 yang digelar oleh BOLA pada Kamis (23/6).
Tak hanya sektor ganda putra dan ganda campuran yang memang difavoritkan untuk menggondol emas, menurut Budiharto, bukan tak mungkin Tommy Sugiarto yang akan turun di nomor tunggal putra juga membuat kejutan. Begitu pun pebulutangkis tunggal putri Linda Wenifanetri yang tak diunggulkan.
“Tommy sudah pernah mengalahkan pemain-pemain top dunia, semua pernah dia kalahkan. Tinggal momentum di olimpiade nanti, apakah Tommy dan atlet lainnya bisa memanfaatkan momen ini?” ujar Budiharto.
“Perjalanan Linda menuju olimpiade itu tidak mudah, butuh perjuangan. Di Kejuaraan Dunia 2015, Linda juga mengalahkan pemain-pemain top seperti Ratchanok Intanon (Thailand), sampai lawannya tidak bisa bangun. Artinya Linda punya kemampuan, sekarang kami terus berdiskusi dengan Linda dan meningkatkan rasa percaya dirinya, bahwa dia bisa mengatasi pemain-pemain top dunia,” tambah Wakil Sekretaris Jenderal PP PBSI ini.
Di sektor ganda putri, pasangan Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari pun dikatakan memiliki peluang besar. Bukan tak mungkin pasangan terbaik Indonesia ini mengulang sukses di Asian Games Incheon 2014. Kala itu Greysia/Nitya berhasil mengalahkan pasangan ganda putri terbaik dunia diantaranya Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang) dan Tian Qing/Zhao Yunlei (Tiongkok).
Sementara itu menurut Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rexy Mainaky , dua peluang terbesar ada di nomor ganda putra lewat pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, diikuti oleh pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
“Menurut saya Hendra/Ahsan paling berpeluang merebut emas. Lawan terberat mereka adalah Fu Haifeng/Zhang Nan dari Tiongkok, yang lainnya bisa diatasi oleh Hendra/Ahsan. Pasangan-pasangan non unggulan yang suka membuat kejutan dengan mengalahkan Hendra/Ahsan seperti Mads Pieler Kolding/Mads Conrad-Pietersen (Denmark), tidak ikut olimpiade,” ungkap Rexy.
Tontowi/Liliyana dinilai Rexy juga berpeluang untuk merebut emas di Rio de Janeiro. Usai ajang All England 2016, Tontowi/Liliyana mampu bangkit dan akhirnya merebut gelar kelas bergengsi di ajang Malaysia Open Super Series Premier 2016. (*)