(Piala Thomas dan Uber 2016) Greysia Rindu Suasana Piala Uber 2008

(Kunshan, 16/5/2016)

Kapten Tim Uber Indonesia 2016, Greysia Polii, mengaku rindu dengan suasana pertandingan di Piala Uber 2008 yang kala itu dilangsungkan di Jakarta. Rasanya bukan hanya Greysia yang tak dapat melupakan momen luar biasa tersebut, seluruh pecinta bulutangkis Tanah Air tentunya masih ingat betul betapa riuhnya Istora Senayan saat tim Uber Indonesia yang kala itu dianggap underdog, mampu melesat ke partai puncak.

“Waktu tahun 2006 tim Uber Indonesia tidak lolos kualifikasi zona Asia, kami sangat sedih dan malu. Tetapi dua tahun kemudian, dengan komposisi tim yang sama, kami bisa lolos ke babak final. Saat itu pengalaman kami masih sedikit dan kami dipandang sebelah mata,” cerita Greysia.

Kekompakkan tim menjadi salah satu kunci sukses tim Uber Indonesia dalam menaklukkan lawan-lawan mereka. Dalam perjalanan ke final, tim Uber Indonesia mengalahkan Hong Kong (3-0) dan Jerman (3-1) dan di final dihentikan Tiongkok dengan skor 0-3.

“Kami merasa suasana di tim enak sekali, banyak sekali yang mendukung kami. Ci Susy (Susanti) yang waktu itu menjadi manajer tim kami, selalu bilang hal ini : Jangan mau kalah, ya!” kata Greysia.

“Saat itu, seorang Susy Susanti yang merupakan legenda dan salah satu pebulutangkis terbaik Indonesia, sampai bantu membelikan makanan untuk kami, disitu kami merasa bahwa semuanya ada untuk mendukung kami,” tambahnya.

Greysia pun mengingat momen-momen ia melangkahkan kakinya ke dalam stadion Istora Senayan, tempat berlangsungnya perebutan Piala Thomas dan Uber 2008.

“Saya waktu itu sedang bersama Ci Butet (Liliyana Natsir), kami langsung merinding saat melihat ke seluruh sisi stadion dimana ribuan orang sedang mengelu-elukan nama Indonesia sambil mengibarkan bendera Merah-Putih. Rasanya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, saya seperti mau menitikkan air mata karena terharu melihat begitu besar dukungan masyarakat kepada kami, begitu bulutangkis sangat dicintai,” ungkapnya.

Kini Greysia berharap bisa menularkan semangat kepada tim Uber Indonesia yang sebagian besar terdiri dari pemain-pemain muda. Meskipun tak dijagokan, namun peluang tim Uber tetap terbuka.

“Bukan berarti tim yang sekarang nggak kompak, tim Uber selalu kompak. Kebersamaan itu nggak hilang sampai sekarang. Sekarang, kami tim Uber akan berusaha maksimal, menang atau kalah itu nomor dua, yang penting semangat dulu di lapangan, bermain habis-habisan untuk tim, semoga kami bisa melakukan hal yang lebih jauh lagi dari 2008,” ucapnya. (*)