(Djarum Sirnas Li Ning Kalimantan Selatan Open 2016) Imam Tohari Berbagi Pengalaman Baru Melatih di PB Djarum

(Banjarmasin, 23 Februari 2016)
 
Perhelatan akbar Djarum Sirkuit Nasional (Djarum Sirnas) Li Ning Kalimantan Selatan Open 2016 yang kini tengah berlangsung memasuki hari kedua, Selasa (23/2) di GOR Hasanudin, Banjarmasin menjadi debut pelatih Imam Tohari yang kini memperkuat PB Djarum Kudus.
 
Setelah pertengahan Januari 2016 lalu dirinya resmi melatih di PB Djarum Kudus, turnamen Djarum Sirnas Kalimantan Selatan 2016 ini merupakan turnamen pertamanya ia membawa anak asuh barunya itu.“Iya ini merupakan turnamen pertama saya membawa atlet-atlet PB Djarum. Di jalani saja pokoknya sambil terus melakukan pendekatan pada anak-anak yang baru saya latih ini,” ungkap Imam saat ditemui usai melihat anak asuhnya Zulkifli yang bertanding di babak kedua tunggal taruna putra pagi tadi.
 
Kemampuan Imam sendiri sebagai pelatih sudah tak patut diragukan lagi. Imam mengawali karirnya menjadi pelatih bulutangkis di negeri sakura Jepang, yakni di perkumpulan Tomioka Jepang pada 2002 silam. Saat itu dirinya dipercaya melatih sektor tunggal putra dan ganda putra yang berjumlah 16 atlet dan salah satunya adalah Kento Momota yang kini menjadi andalan tunggal putra Jepang dan menempati rangking empat dunia. Setelah itu, Imam sempat melatih tunggal putra di Pelatnas Cipayung pada 2013 hingga 2015.
 
Dan di PB Djarum Kudus, saat ini Imam dipercaya untuk melatih sektor tunggal taruna putra dan tunggal dewasa putra. Ketika ditanya perihal target yang diemban oleh Imam untuk atlet-atlet yang dilatihnya di PB Djarum, ini jawaban Imam.
 
“Tentunya ada target yang saya ingin capai. Yakni paling tidak untuk atlet taruna sendiri saya menargetkan untuk setahun kedepan bisa mencolok prestasi dan juga kualitas permainannya, dan targetnya salah satu dari mereka ada yang bisa masuk ke Pelatnas Cipayung. Alasan saya ingin menargetkan atlet taruna untuk bisa masuk Pelatnas Cipayung, meskipun fasilitas yang diberikan oleh PB Djarum tak jauh beda dengan disana, namun ada nilai lebih jika atlet tersebut bisa masuk ke Pelatnas dan berlatih disana,” ujarnya.
 
“Untuk target tunggal putra dewasa sendiri seperti Wisnu Yuli, Shesar Hiren, dan yang lainnya, saya menargetkan agar mereka mampu bersaing di kancah Internasional, dan mampu memberikan prestai yang patut diperhitungkan,”jelas Imam.
 
Imam pun menceritakan sedikit pengalamannya selama kurang lebih bergabung di PB Djarum, dan membandingkan perbedaannya ketika dirinya melatih di Jepang.
 

“Tentunya ada beberapa perbedaan yang saya rasakan ketika melatih atlet di PB Djarum dan atlet di Tomioka. Salah satunya karakter atlet yang berbeda. Jika di Tomioka atlet-atletnya itu cendrung semangat dan disiplinnya sangat tinggi, dan dari teknik nya bisa dibilang atlet-atlet di PB Djarum yang lebih unggul. Sebenarnya menurut saya itu lebih gampang belajar teknik, dibanding ngerubah pembawaan disiplin dan semangat. Jadi sudah pasti jika anak-anak yang saya latih ini disiplin dan juga semangatnya ditingkatkan lagi, tentunya bakal mudah untuk menjadi atlet yang bisa memberikan prestasi yang membanggakan,” papar Imam. (*)