Semangat Rexy Mainaky Tularkan “Virus Bulutangkis”

(Jakarta, 18/1/2016) 

Prestasi dan kebolehan pemain besar sekelas Rexy Mainaky memang sudah tak perlu dipertanyakan lagi. Kelihaiannya mengayunkan raket hingga kemampuannya menjadi pelatih di berbagai negara pun sudah bukan menjadi rahasia. 

Namun rupanya semua itu belum cukup memuaskan kontribusi Rexy di dunia bulutangkis. Di sela-sela kesibukannya sebagai Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi tim nasional bulutangkis Indonesia, Rexy menyempatkan diri untuk terus menularkan “virus bulutangkis”-nya ke berbagai kalangan. 

Seperti yang dilakukannya kali ini (18/1) di Bintara, Bekasi. Peraih medali emas Olimpiade Atlanta tersebut tak canggung berbaur dengan 12 anak dari keluarga pemulung yang semangat ingin berlatih bulutangkis. Anak-anak tersebut hidup di lingkungan tempat pembuangan sampah raksasa di Jakarta dan tidak berada di lingkungan sekolah yang normal.

Rexy pun berbagi cerita dengan anak-anak yang juga berada di bawah binaan program Bintang Solibad, kerjasama Yayasan Bintang Kidul dan Solibad.

Kegiatan kali ini diawali dengan berbagi motivasi dan kisah sukses dibalik seorang Rexy Mainaky. Rexy bercerita mengenai perjuangannya memulai kariernya di dunia bulutangkis. Mulai dari sulitnya menjangkau lokasi latihan, pengorbanan waktu dan tenaga demi bisa berlatih bulutangkis, hingga akhirnya menjadi atlet kelas dunia. 

“Saya memulai karier bulutangkis dengan banyak tantangan. Saat kecil saya bahkan berlatih di atas tanah saja, lapangan belakang rumah. Kalau sedang hujan, saya latihan sambil hujan-hujanan, jatuh, kepeleset, bangkit lagi, main lagi, begitu terus. Latihan juga tidak pakai sepatu,” kata Rexy mengenang masa kecilnya. 

“Banyak kesulitan di awal dulu. Tapi saya terus yakin, rajin, tidak malas dan terus berusaha. Kalau sudah latihan yang rajin dan sungguh-sungguh, kita tinggal tunggu tangan Tuhan yang bekerja. Karena Tuhan tidak tidur. Tuhan yang akan tentukan kita juara atau tidak. Tapi untuk meyakinkan Tuhan, kita harus tunjukkan kalau kita sungguh-sungguh,” cerita Rexy lagi. 

Di depan dua belas anak tersebut, Rexy juga berbagi ilmu secara langsung di lapangan. Dengan semangat Rexy mengajarkan teknik-teknik bermain bulutangkis secara singkat. Hal tersebut pun disambut antusias oleh mereka yang rata-rata usianya 8 tahun hingga 15 tahun itu.