PP PBSI Keluarkan Ketentuan Baru Mengenai Kejurnas, Sirnas dan Junior Masters
(Jakarta, 9/11/2015)
PP PBSI mengumumkan ketentuan baru mengenai implikasi dan mekanisme sistem kejuaraan Kejurnas, Sirnas dan Junior Masters di Hotel Santika Taman Mini Indonesia Indah, kemarin (9/11). Acara ini dihadiri oleh perwakilan Binpres dari 12 klub bulutangkis besar dan pengurus provinsi di seluruh Indonesia.
Pada pelaksanaan kejuaraan nasional (Kejurnas) mendatang, akan terjadi beberapa perubahan. Kejurnas akan dibagi menjadi 2 divisi, yaitu divisi 1 dan divisi 2. Bagi para juara divisi 2 taruna wajib naik ke divisi 1 dengan catatan masih masuk kategori usia taruna. Sedangkan para juara Divisi 1 kelompok taruna dan dewasa mempunyai hak untuk masuk pelatnas dengan masa percobaan 6 bulan. Ada 4 kriteria penilaian yang akan menjadi acuan pada masa percobaan tersebut yaitu; aspek kesehatan, fisik, prestasi kejuraan dan penilaian attitude.
“Kalau kita tidak membuat Kejurnas sebagai ujung tombak untuk pemain punya hak masuk Pelatnas, Kejurnas tidak ada artinya dibanding dengan Sirnas. Karena Sirnas digunakan untuk mengumpulkan poin menuju Junior Master. Jadi ujung-ujungnya, Sirnas akan lebih tinggi dari Kejurnas. Padahal Kejurnas merupakan suatu turnamen yang lebih tinggi dari Sirnas,” kata Rexy Mainaky, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI.
“Seperti contohnya kejuaraan super series premier, ujung-ujungnya dia punya final super series, itu yang paling tinggi. Jadi siapa yang menjadi juara di final super series, itu kan sudah yang terbaik dari yang terbaik. Jadi istilahnya kami ingin membuat kembali lagi Kejurnas menjadi suatu yang sakral. Bagaimana pun Kejurnas harus menjadi yang terbaik dan menjadi penilaian terakhir atlet untuk masuk ke Pelatnas,” papar Rexy.
“Pemain yang sudah di Pelatnas juga akan ikut di Kejurnas, tapi pasti di kelas dewasa, bukan lagi di taruna. Kalau misalnya pemain Pelatnas yang sudah lima atau enam tahun di Pelatnas dan kalah dari pemain non Pelatnas, itu harus dipertanyakan potensinya untuk di Pelatnas. Berarti ada yang salah di Pelatnas. Ini juga menjadi suatu motivasi bagi pemain luar Pelatnas untuk bisa bersaing dengan pemain Pelatnas. Dan untuk pemain Pelatnas juga termotivasi untuk tidak mau kalah dengan pemain luar Pelatnas," tambah Rexy.
“Kalau at