(Djarum Sirnas NTB 2015) Perjuangan Saehul di Kota Kelahiran Terhenti
(Mataram, 29 Oktober 2015)
Atlet yang lahir di Mataram, 27 Februari 1998, Saehul Islami akhirnya harus menghentikan langkahnya di Djarum Sirkuit Nasional (Djarum Sirnas) Li Ning Nusa Tenggara Barat Open 2015. Dukungan penuh keluarga dan penonton yang ada di GOR 17 Desember masih belum mampu membuat Saehul memenangi laga perempat final yang berlangsung Kamis (29/10) malam.
Ketatnya persaingan di arena Djarum Sirnas membuat jadwal pertandingan menjadi tertunda. Saehul dijadwalkan berjumpa dengan Fauzi pukul 17.00 WITA, dan pertandingan mereka baru bisa dilangsungkan pukul 20.00 WITA.
Di perempat final ini, Saehul menantang Fauzi Ramadhani dari Exist Jakarta. Berhadapan dengan juara Djarum Sirnas di Yogyakarta itu, Saehul sempat terlihat kesulitan di game pembuka. Ia menyerah 10-21. “Di game pertama terlalu buru-buru ingin mematikan bola lawan, malah jadi mati sendiri. Konsentrasi saya juga buyar,” ujar Saehul usai laga.
Di game kedua, giliran Saehul yang berhasil mendominasi pertandingan. Dengan sorak sorai yang senantiasa di gaungkan oleh para penonton yang hadir, Saehul sukses menorehkan angka demi angka. Ia membungkam Fauzi dengan 21-8. “Saya mencoba untuk mengubah pola di game kedua, saya fokus ke setiap angka dan tidak terlalu nafsu. Saya juga sudah tidak terlalu tegang,” lanjutnya.
Pertandingan pun berlangsung seru di game ketiga. Saehul yang terus tertinggal masih tetap menyalakan semangatnya untuk bisa mengejar ketertinggalan. Tertinggal 7-11 di interval, lagi-lagi Saehul semakin tertinggal. Bahkan ia sempat tertinggal 15-19. Pantang menyerah, Saehul terlihat berusaha untuk meraih angka yang dibutuhkannya. Skor menipis 18-19. Sayang, smash keras ke kanan pertahanan Fauzi yang dilontarkannya terlalu melebar, 18-20. Saehul pun sempat menambah satu angka sebelum akhirnya dipaksa mengakui keunggulan Fauzi dengan skor tipis 19-21 dalam durasi 64 menit.
“Game ketiga saya memang terus tertinggal, tetapi saya tetap berusaha untuk mengejar dan saya masih melihat ada peluang. Apalagi ditambah supporter yang terus menyemangati saya,” tambahnya.
“Tentunya kurang puas dengan hasil ini, tetapi di pertandingan tadi saya sudah mengeluarkan kemampuan terbaik saya. Saya tidak merasa terbebani dengan keadaan di lapangan, mungkin memang hasilnya harus seperti ini,” cerita Saehul.