(Djarum Sirnas NTB 2015) Djarum Sirnas Perdana di Mataram

(Mataram, 26 Oktober 2015)

Djarum Sirkuit Nasional (Djarum Sirnas) Li Ning Open 2015 akhirnya untuk pertama kalinya digelar di Nusa Tenggara Barat. Hingga Sabtu (31/10) mendatang, GOR 17 Desember akan menjadi saksi bisu kemeriahan dan persaingan ketat turnamen yang menawarkan hadiah total Rp 220 juta ini.

Menjadi tuan rumah untuk pertama kalinya, Sekretaris Umum Pengprov PBSI NTB, Muhammad Iqbal mengungkapkan rasa syukur dan gembiranya atas hal ini. “Bersyukur alhamduillah akhirnya tahun ini NTB ditunjuk sebagai salah satu tuan rumah Djarum Sirnas. Setelah tujuh tahun menanti, akhirnya terlaksana juga. Kami juga berterima kasih atas kepercayaan PP PBSI kepada Pengprov NTB untuk menggelar turnamen ini,” ujarnya.

Mataram sendiri pernah menggelar turnamen swasta nasional tahun 2008 silam, sebelum seri Djarum Sirnas dimulai. Djarum Sirnas pertama kali digulirkan pertengahan 2009 silam, turnamen yang awalnya digelar di 9 kota di tahun 2010 hingga 2012 ini kemudian ditambah menjadi 10 kota setiap tahunnya sejak tahun 2013 hingga sekarang. Untuk wilayah Bali dan NTB sebelumnya selalu digelar di Denpasar, Bali. Atas kesempatan ini, panitia dan Pengprov NTB mengaku sudah melakukan persiapan matang. 

"Kami sudah mempersiapkannya secara maksimal. Mulai dari peminjaman gedung yang layak, wasit-wasit daerah yang berkualitas, dan juga yang lainnya, kami sudah persiapkan secara maksimal agar Djarum Sirnas NTB ini bisa berlangsung sukses," ungkapnya. 

Untuk memicu prestasi atlet asal NTB dalam turnamen ini, Ikbal pun menjanjikan apresiasi berupa beasiswa kepada para atlet berprestasi.

"Kami harapkan ada atlet NTB yang berprestasi di Djarum Sirnas NTB kali ini. Dan kami berjanji akan berikan apresiasi berupa beasiswa pendidikan bagi mereka yang mendapatkan gelar juara pertama. Kami pihak PBSI Provinsi akan bekerja sama dengan Dikpora (Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga)  mengenai hal itu,” katanya.

Untuk Djarum Sirnas NTB 2015 kali ini, NTB sendiri diwakili oleh sebanyak 170 atlet dari klub-klub yang tersebar di seluruh Kota yang berada di NTB. "Ini merupakan pengalaman untuk mereka (atlet NTB), karena mereka ini sebenarnya mempunyai potensi jika terus dikembangkan dan jika sering ikut bersaing di turnamen seperti ini. Tetapi terbatasnya biaya, sehingga mereka jarang untuk dikirim