Kursus Kepelatihan Shuttle Time Diadakan di Pelatnas Cipayung

(Jakarta, 3/10/2015)

Untuk makin memasyarakatkan bulutangkis, tim pengembangan komunitas PP PBSI bekerja sama dengan Pengprov DKI Jakarta mengadakan Kursus Kepelatihan Nasional Shuttle Time dan Pra Level di Pelatnas Cipayung. Shuttle Time merupakan program dari BWF (federasi bulutangkis dunia) yang berisikan materi pelatihan kepada para pengajar bulutangkis.

Rangkaian acara ini dilangsungkan pada tanggal 2-4 Oktober 2015. Pada 2 Oktober 2015, kegiatan diawali dengan pembukaan dan penjelasan materi yang digelar di GOR Pangestu, Jl. Cikunir Raya, Jatiasih, Bekasi Selatan. Kemudian pada 3-4 Oktober 2015, kegiatan dilanjutkan dengan simulasi dan praktek mengajar dengan murid SD yang diadakan di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur. Kursus kepelatihan ini dipandu oleh dua trainer dari BAC (konfederasi bulutangkis Asia) yaitu FX Sugiyanto dan Eddy Prayitno.

“Sejauh ini, 2 hari penyelenggaraan Shuttle Time di Jakarta ini berjalan lancar dan meriah. Peserta sangat antusias untuk mengikuti program ini. Kali ini peserta banyak yang berasal dari komunitas yang memang hobi bermain bulutangkis dan membutuhkan ilmu bulutangkis. Mereka mengajukan pada BLC (Badminton Lovers Community-red) untuk diadakan Shuttle Time ini. Target awal hanya 30 peserta, tapi ternyata bisa sampai 37 peserta yang ikut,” papar Eddy Prayitno, Kasubid. Pengembangan Komunitas PP PBSI.

“Harapannya untuk para peserta, setelah ini mereka dapat mendistribusikan ilmu kepada guru-guru di Sekolah Dasar (SD) atau mengajar kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis di SD, sehingga bulutangkis ini makin memasyarakat,” tambahnya.

Shuttle time merupakan program fundamental dalam mewujudkan visi BWF untuk menjadikan bulutangkis sebagai olahraga yang paling sering dimainkan di sekolah dasar dan menengah.

“Harapan kami, PP PBSI, melalui program Shuttle Time ini supaya masyarakat, mulai dari usia dini, sudah mencintai bulutangkis. Target jangka panjangnya adalah merebut kembali supremasi bulutangkis, untuk mencapai ke sana harus ada grassroot-nya yaitu dengan menyentuh ranah masyarakat,” ujar Basri Yusuf, Kabid. Pengembangan PP PBSI.

Syarat kelulusan tiap peserta diantaranya adalah kehadiran, lulus tes tertulis, lulus praktek mengajar, serta melaksanakan praktek mengajar kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis di Sekolah Dasar. Peserta yang lulus akan mendapatkan sertifikat dari BWF. (*)