(Korea Open 2015) Jumpa Musuh Bebuyutan, Tontowi/Liliyana Siapkan Strategi
(Seoul, 20/9/2015)
Jajaki partai final Korea Open Super Series 2015, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir kembali berhadapan dengan musuh bebuyutannya, Zhang Nan/Zhao Yunlei, Tiongkok. Meski kerap kalah di enam pertemuan terakhir, Tontowi/Liliyana kini siap untuk memberikan perlawanan dengan strategi baru. Hal ini disampaikan oleh pelatih ganda campuran yang mendampingi, Nova Widianto.
Selain itu, beberapa hal yang menjadi kekuatan pasangan Zhang/Zhao juga sudah dikantongi oleh Tontowi/Liliyana.
“Pertemuan terakhir di Kejuaraan Dunia sebenarnya ada kans yang besar untuk menang, dan beberapa pertemuan juga cenderung ramai. Hanya akhir-akhir ini Zhang Nan/Zhao Yunlei memang lebih stabil, apalagi sejak Zhang Nan main double. Kalau dulu yang memegang peranan kuat ada di Zhao Yunlei, tapi sekarang Zhang Nan mulai mantap di lapangan. Tapi kita tetap yakin. Karena mereka berdua ini memang sama-sama lawan berat bagi masing-masing. Di luar itu masih bisa diatasi. Kalau final ideal memang harusnya mereka berdua,” jelas Nova kepada badmintonindonesia.org.
“Untuk final ini kami tidak boleh memikirkan angin. Di semifinal kemarin Tontowi/Liliyana memang diuntungkan sama angin. Cuma kalau nanti kan belum tahu bisa pas atau tidak anginnya. Yang penting saat ini kami sudah ada strategi sendiri,” ujar Nova.
Tontowi/Liliyana dan Zhang/Zhao sudah enam belas kali berhadapan. Sejauh ini Zhang/Zhao masih memimpin rekor pertemuan dengan 11-5.
Berbicara masalah kesiapan menghadapi partai puncak kali ini, Nova mengatakan bahwa Tontowi/Liliyana dalam kondisi yang baik dan siap bertanding.
“Untuk masalah peluang masih sama aja. Dari Jepang Open kemarin Tontowi/Liliyana berhenti di delapan besar, jadi sekarang bisa lebih fresh dibanding Zhang Nan/Zhao Yunlei. Ya semoga kali ini bisa dapat,” kata Nova.
“Persiapan mungkin tidak sebagus Kejuaraan Dunia. Tapi tetap akan dicoba. Masalah target menang tidak terlalu dibebankan. Karena fokusnya sekarang adalah menjaga rangking agar tetap di dua besar. Ini untuk kepentingan Olimpiade nanti. Jangan sampai rangking lari ke posisi tiga atau empat,” imbuh peraih medali perak ganda campuran, Olimpiade Beijing 2008 tersebut.