PBSI Gelar Charity Night untuk Olimpiade Rio de Janeiro 2016

 

(Jakarta, 25/8/2015)
Di tengah persiapan menuju event olahraga terakbar Olimpiade 2016 yang bakal berlangsung di Rio de Janeiro, Brasil, PBSI menggelar acara Charity Night. Acara malam penggalangan dukungan yang berlangsung di Ballroom Hotel Kempinski, Selasa (25/8) ini merupakan inisiatif PBSI untuk mencari dukungan bagi para atlet yang diproyeksikan ke olimpiade.

Ketua Umum PP PBSI Gita Wirjawan membuka acara dengan sambutannya yang berisikan semangat dan petuah kepada para atlet. Pada kesempatan ini, hadir atlet-atlet peraih medali di kejuaraan dunia 2015 lalu yaitu Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari, Linda Wenifanetri, serta masih banyak lagi.
 
 
Selain itu hadir pula para olympian, peraih medali bulutangkis seperti Ricky Soebagdja/Rexy Mainaky (peraih medali emas di Olimpiade Atlanta 1996), Flandy Limpele/Eng Hian (peraih medali perunggu di Olimpiade Athena 2004), Eddy Hartono (peraih medali perak di Olimpiade Barcelona 1992 bersama Rudy Gunawan) dan Candra Wijaya (peraih medali emas Olimpiade Sydney 2000 bersama Tony Gunawan).

“Indonesia punya bonus demografik dimana 50 persen penduduk berusia 29 tahun kebawah. Sekarang bagaimana kita bisa memanfaatkan hal ini agar para atlet, ekonom, dan sebagainya, bisa membuat bangga Indonesia. Ini tidak mudah, namun kalau bicara prestasi, Alhamdulillah selama beberapa dekade kita sudah menang 13 kali Piala Thomas, tiga kali Piala Uber dan satu kali Piala Sudirman. Dan kalau kita mengupas lebih dalam lagi, Indonesia punya 18 medali dari ajang olimpiade, serta 21 medali dari kejuaraan dunia,” papar Gita dalam pidatonya.
 
 
“Saya berharap bulutangkis dapat memberikan kebanggaan yang luar biasa bagi Indonesia. Ini bukanlah hal yang mustahil,” imbuhnya.

Suasana haru kemudian mewarnai tempat acara saat masuknya pasukan Paskibraka yang membawa bendera Merah-Putih diikuti dengan iringan para atlet yang diproyeksikan ke olimpiade. Sesi selanjutnya tak kalah mengharukan dimana para atlet melakukan tradisi mencium bendera Merah-Putih.  
 
 
Para olympian kemudian naik ke atas panggung seraya memberikan raket kepada atlet sebagai bentuk simbol pemberian restu dan doa selamat berjuang di kancah olimpiade. Besar harapan para mantan atlet berprestasi ini agar junior mereka dapat mengulang hasil yang baik di Rio de Janeiro. Apalagi bulutangkis merupakan andalan Indonesia dalam meraih medali emas di pesta olahraga selevel olimpiade.
 
 
“Saya yakin kalau kita bisa. Bukan cuma fisik saja yang harus dipersiapkan, tetapi mental pun harus kuat. Para atlet, pelatih dan pengurus mesti bersatu, karena kalau semua bersatu, termasuk bersatu dengan masyarakat Indonesia, seberat apapun tantangan, pasti bisa kita hadapi. Saya doakan semoga para atlet bulutangkis Indonesia berhasil di olimpiade,” kata Try Sutrisno, mantan Ketua Umum PBSI tahun 1985-1993.
 
 
“Dengan semangat Indonesia Satu, saya percaya kita akan bisa mencapai apa yang diinginkan. Semoga Allah SWT meridhoi Semangat Indonesia Satu ini,” tambah Djoko Santoso, mantan Ketua Um