Ketika Taufik Hidayat dan Lee Chong Wei Bermain Ganda Putra

 

 
 
(Jakarta, 17/8/2015)
Pemandangan tak biasa terlihat di lapangan bulutangkis di GOR Asia Afrika, Senin (17/8). Dua spesialis tunggal putra Taufik Hidayat dan Lee Chong Wei (Malaysia) berpasangan dalam sebuah laga eksebisi Yonex Legends’ Vision. Pertandingan eksebisi ini merupakan salah satu rangkaian dari tur dunia empat legenda bulutangkis dunia yaitu Taufik, Chong Wei, Lin Dan (Tiongkok) dan Peter Hoeg Gade (Denmark) untuk mempopulerkan bulutangkis.
 
“Kami ingin berbagi kepada pemain muda dan fans mengenai prestasi yang sudah kami ukir di bulutangkis, betapa kami sangat mencintai olahraga ini, kami harap kami dapat memberi kontribusi dan membuat orang lain tertarik dengan bulutangkis. Memang ini bukanlah hal yang mudah, bulutangkis masih dipandang sebagai olahraga ‘old fashioned’ di beberapa tempat, belum seperti tenis dan golf,” kata Gade. 
 
“Rencananya kami memulai program ini setelah olimpiade 2016. Kami akan mengunjungi banyak negara terutama negara kecil di Amerika dan Afrika yang bulutangkisnya tidak populer. Lewat program ini, kami misalnya sudah pensiun tetap bisa mengabdi di bulutangkis,” ucap Chong Wei.
 
Pertandingan eksebisi dimulai dengan coaching clinic oleh Gade yang bermain dengan atlet muda Anthony Sinisuka Ginting. Dalam pertandingan ini, legenda bulutangkis Rudy Hartono memberikan penjelasan mengenai teknik bermain bulutangkis yang dimainkan Gade. Selain itu, Rexy Mainaky dan Candra Wijaya juga ambil bagian dalam laga eksebisi.
 
“Saya senang sekali bisa berada di satu lapangan yang sama dengan Gade. Prestasi keempat legenda ini sangat menginspirasi saya, semoga saya bisa menjadi juara seperti mereka,” tutur Anthony kepada Badmintonindonesia.org.
 
Suasana GOR Asia Afrika kian ramai saat laga kedua dimulai, dimana Taufik/Chong Wei bermain ganda putra melawan Juara Dunia 2015, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Pertandingan berlangsung seru dan dibumbui gerakan-gerakan akrobatik oleh kedua pasangan. Taufik/Chong Wei akhirnya memenangkan pertandingan ini dengan skor 11-10.
 
Sebelum eksebisi dimulai, Taufik, Chong Wei dan Gade berbagi pengalaman menceritakan misi mereka lewat program Yonex Legends’ Vision. Bulutangkis merupakan olahraga populer di Asia, namun tidak demikian di Eropa dan benua lainnya. Oleh karena itu, keempat pebulutangkis dengan segudang prestasi ini bakal gencar mempromosikan bulutangkis di Amerika, Afrika dan Eropa.
 
“Salah satu faktor bulutangkis belum populer adalah karena belum masuk ke Amerika. Olahraga kalau sudah masuk Amerika, akan menjadi besar. Contoh saja NBA (National Basketball Association), seolah sudah menjadi liga dunia, padahal itu punya Amerika. Hanya bagaimana mereka mempromosikannya. Saya berharap orang Amerika banyak yang bermain bulutangkis dan punya prestasi besar,” jelas Taufik. (*)