Shuttle Time Women in Badminton, Pelatihan Bulutangkis Khusus Wanita
(Jakarta, 15/8/2015)
Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) menggelar pelatihan bulutangkis khusus wanita yang bertitel Shuttle Time – Women in Badminton. Sesuai namanya, acara ini berisi pelatihan bulutangkis khusus wanita, yang berlangsung di GOR Asia Afrika, Sabtu (15/8).
Mulai pukul 09.00 WIB sekitar 100 wanita dari beragam profesi mulai dari guru olahraga, pelatih klub bulutangkis hingga ibu rumah tangga, menjalani program latihan bulutangkis yang dipimpin oleh pengajar profesional.
Pelatihan khusus wanita ini merupakan bagian program Women in Badminton, yang merupakan bagian dari BWF sejak tahun 1990. Dalam acara ini hadir Anton Subowo yang menjabat sebagai Presiden Badminton Asia Confederation (BAC), mantan pemain Rudy Hartono, Imelda Wiguna selaku Duta Women in Badminton untuk Asia, serta Nora Perry yang merupakan mantan pemain asal Inggris dan kini menjadi salah satu dari delapan anggota Women in Badminton.
“Program Women in Badminton ini adalah inisiatif IOC (International Olympic Committee) yang diadaptasi oleh BWF yang kemudian disebarkan ke Asia. Tujuannya adalah agar bulutangkis bukan didominasi oleh laki-laki saja, karena data menyebutkan bahwa jumlah wanita di bulutangkis tak sampai 20%. Kami ingin menggerakkan wanita termasuk ibu tumah tangga, karena yang bisa menggerakkan anak mau main bulutangkis adalah ibunya,” tutur Imelda.
“Metode pelatihan memang sengaja dibuat agar para ibu-ibu menjadi nyaman mengajarkan bulutangkis kepada anak-anak mereka, khususnya anak perempuan. Kecintaan akan bulutangkis bisa dimulai dari keluarga,” kata Basri Yusuf, Kabid Pengembangan PP PBSI.
Pelatihan dibuka dengan games-games menarik menggunakan peralatan bulutangkis seperi raket dan shuttlecock. Hal ini dimaksudkan agar para peserta familiar dengan peralatan bulutangkis tersebut dan nyaman menggunakannya. Dilanjutkan dengan mengenalkan jenis-jenis pukulan di bulutangkis.
Sebelumnya di Indonesia telah dilaksanakan 17 kegiatan Shuttle Time yang tersebar di provinsi di seluruh Indonesia. Sedangkan pelatihan khusus wanita ini merupakan yang pertama di Indonesia. Sedangkan Afghanistan merupakan negara pertama yang menerapkan kegiatan ini di Asia.
“Program Women in Badminton ini sangat penting untuk perkembangan bulutangkis di masa yang akan datang. Seperti kita ketahui, sekarang mau cari pemain tunggal putri saja susah. Kami menggandeng klub Jaya Raya Jakarta karena klub ini cukup aktif dan kami yakin Jaya Raya Jakarta akan mampu menciptakan dorongan kepad wanita untuk bermain bulutangkis,” jelas Anton.
Kegiatan ini