(Asia Junior Championships 2015) Belum Capai Target, Ini Evaluasi Manajer

fiogf49gjkf0d

(Bangkok, 5/7/2015)

Berikut evaluasi penampilan tim junior Indonesia pada Asia Junior Championships 2015, yang diberikan oleh manajer tim Indonesia, Umar Djaidi.

Q: Indonesia menargetkan satu medali emas dari turnamen ini, tapi ternyata baru membawa pulang dua medali perunggu. Apa evaluasi dari Anda?

A: Kalau di nomor beregu saya kira prediksi semifinal itu tercapai. Tapi untuk nomor perorangan, kita hanya mendapat satu perunggu dan ini meleset dari target. Saya pikir ini menjadi bahan pembelajaran bagi kita semua, buat pemain, buat seluruh stakeholder yang terlibat dalam bulutangkis. Sebab saya lihat ini, Tiongkok begitu mendominasi. Sementara kita sendiri masih mengharapkan di satu atau dua sektor untuk bisa main sampai babak akhir, tapi nyatanya hanya mendapat satu perunggu.

Q: Persiapan tim junior Indonesia menuju Asia Junior Championships 2015, kurang dari satu bulan. Apakah hal tersebut berpengaruh pada penampilan mereka?

A: Pendeknya waktu persiapan tentu ada pengaruhnya. Kalau persiapan kita lebih matang saya yakin tim junior bisa lebih baik.

Q: Pemain Indonesia beberapa menduduki posisi sebagai unggulan, tapi ternyata harus kalah lebih awal. Apakah mereka tampil beban sebagai unggulan turnamen?

A: Kalau beban saya pikir tidak ada. Hanya kita masih kalah bersaing. Pemain Tiongkok misalnya, mereka betul-betul siap dengan turnamen ini, mereka punya kekuatan yang merata. Dengan Korea atau Jepang dalam turnamen ini, kita juga masih kalah meski tidak terlalu jauh, seperti dengan Tiongkok.

Q: Tiongkok tahun ini berhasil menyapu bersih enam gelar di Asia Junior Championships 2015, menurut Anda sejauh mana gap antara junior Indonesia dengan Tiongkok?

A: Pembinaan yang sehat itu sebetulnya harus memunculkan pemain yang merata di semua sektor. Tapi jujur untuk AJC tahun ini, kita masih bertumpu di tunggal putra. Itu pun meleset dengan kalahnya Firman Abdul Kholik. Saya pikir awalnya Firman bisa bertahan hingga babak akhir, karena lawannya yang dikalahkan di beregu pun bisa masuk final. Tapi sekali lagi Tiongkok itu merata di semua sektor. Sementara kita masih ada bolong-bolongnya. Ini menjadi PR kita bersama.

Q: Sejauh mana perkembangan atlet junior Indonesia dibandingkan dengan negara lain?

A: Kalau kita melihat posisi dulu, tim Indonesia masih dikejar oleh tim lain untuk pencapaiannya. Namun sekarang kita harus menyadari bahwa kita lah yang harus mengejar negara-negara lain. Dibanding Tiongkok, junior kita masih di belakang mereka. Untuk Korea dan Jepang kita masih sejajar, itupun harus tetap waspada, karena kenyataannya capaian kita masih di bawah mereka.