Anton Subowo Terpilih Menjadi Presiden Badminton Asia

(Wuhan, 25/4/2015)

Sekjen PP PBSI, Anton Subowo terpilih menjadi Presiden Badminton Asia Confederation (BAC) periode 2015-2019. Anton terpilih secara aklamasi, setelah sebelumnya dua kandidat lain, dari India dan Thailand mengundurkan diri dan menyatakan dukungannya kepada Anton.

“Pemilihan Presiden BAC ini akhirnya dapat dilakukan secara aklamasi. Tentu saja hal ini berdampak positif  untuk menjaga kesatuan dan kekompakan dari BAC itu sendiri,” kata Anton Subowo, Sabtu (25/4).

Di bawah kepemimpinannya, Anton berharap BAC bisa lebih solid untuk mengembangkan bulutangkis, khususnya untuk negara-negara Asia.

“Misi pertama kami yang pasti adalah, bagaimana agar BAC ini bisa kuat. Dan prinsipnya, untuk menjadi kuat, kita harus menjadi satu, itu goalnya. Karena seperti yang kita tahu selama ini BAC masih terpecah-pecah, banyak insiden yang membuat kita menjadi tidak kompak. Sehingga kemarin saat pemilihan Presiden BWF, kita kehilangan posisi itu. Eropa masuk karena mereka tahu suara di Asia sedang terpecah. Padahal seperti yang kita tahu, ranking-ranking pemain dunia saat ini, delapan puluh persen masih dikuasai Asia. Kami melihat Indonesia bisa berperan untuk menyatukan BAC. Ini misi pertama kami,” papar Anton kepada badmintonindonesia.org.

Anton menjelaskan bahwa di Asia, dari 42 negara yang tergabung, kondisi perkembangan bulutangkisnya, ada yang sudah maju, namun banyak pula yang masih membutuhkan bantuan untuk pengembangannya. Ia pun kemudian menggagas diadakannya liga pada setiap wilayah di Asia.

“Negara-negara kuat bulutangkis di Asia juga masih belum banyak. Ada Tiongkok, Indonesia, Malaysia, Jepang, Thailand, India dan lain sebagainya. Tapi dari 42 negara ini masih ada sekita 30 negara lagi yang perlu dibantu. Untuk menjadi lebih kuat, kita harus membantu negara-negara yang ingin berkembang dan mulai aktif, seperti negara-negara timur tengah, South Asia, Srilanka, Maldives, Afganistan, Mongolia, Kazakstan dan masih banyak lagi negara lainnya yang berpotensi. Kedepannya kemungkinan akan dibuat liga di masing-masing wilayah. Supaya ketika mereka mengirim pemain ke turnamen, mereka tidak langsung pulang karena kalah di babak pertama. Kita harus bisa membuat bulutangkis lebih menarik bagi mereka. Asia sangat besar, ini akan menjadi tantangan juga buat kami,” ungkap Anton.

Selain ter