Tunggal Putra Pelatnas Tanpa Simon dan Tommy

 

(Jakarta, 27/3/2015)

Dua atlet tunggal putra, Simon Santoso dan Tommy Sugiarto mengundurkan diri dari pemusatan latihan nasional Cipayung. Hal ini memastikan kondisi tunggal putra yang akan didominasi oleh pemain muda.

Atlet senior, Simon Santoso mengajukan pengunduran diri dari Pelatnas pada 16 Maret 2015 lalu. Sebelumnya, Tommy Sugiarto juga mengajukan pengunduran diri sebagai atlet Pelatnas pada 6 Januari 2015.

“Sebenarnya kami masih mengharapkan Tommy dan Simon tetap bersama kita di sini. Saat Tommy datang untuk mengajukan surat pengunduran dirinya, saya meminta dia untuk memikirkan kembali keputusannya. Karena untuk di event seperti Sudirman Cup maupun Thomas Cup, di satu sisi PBSI harus berani untuk menurunkan para pemain muda. Namun di sisi lain, komposisi tim itu harus mix and match, kami butuh Tommy dan Simon untuk membantu menaikkan kepercayaan diri para pemain muda khususnya di team event,” tutur Rexy Mainaky, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI.

Rexy menambahkan bahwa PBSI masih membuka peluang bagi Simon dan Tommy untuk kembali bergabung. Namun tentu saja harus ada kesepakatan bersama mengenai komitmen kedepannya.

“Pada dasarnya kami tidak mengiyakan pernyataan pengunduran diri dari Saudara Tommy dan Saudara Simon. Kami tetap membuka peluang bagi mereka untuk ikut serta menjadi bagian dari tim Sudirman Cup,” tambah Rexy.

Menurut Rexy, Simon merasa terbebani dengan menjadi satu-satunya atlet tunggal putra senior di Pelatnas saat ini.

“Yang saya dengar dari pelatihnya, Simon merasa tertekan karena kita memberikan satu target. Dia tertekan karena menjadi ujung tombak dan dia merasa menjadi role model bagi para pemain muda. Sedangkan untuk Tommy sendiri, dia merasa tidak ada kenyamanan batin,” ujar Rexy saat konferensi pers, Kamis (26/3).

Pelatih tunggal putra, Hendri Saputra sendiri menyatakan pendapatnya mengenai pengunduran diri anak asuhnya.

“Saat saya masih melatih Simon di luar Pelatnas, saya melihat dia memiliki kebebasan. Disiplin dalam latihan tetap ada, namun mungkin karena itu di klub tidak ada target bagi pemain. Namun di PBSI pasti ada aturan, dalam latihan pasti ada jenjang untuk progres kemajuan pemain. Saya rasa itu normal,” tutur Hendri.

“Untuk Simon, saya lihat dari latihan dan persiapan tidak bisa maksimal. Dari pikirannya, saya menangkap ada sesuatu yang menjadi beban pikirannya. Dia merasa tidak boleh kalah, karena hanya dia satu-satunya pemain senior. Itu beban