Bambang Suprianto Fokus Bangun Fondasi Tunggal Putri
(Jakarta, 24/3/2015)
Pelatih tunggal putri, Bambang Suprianto, saat ini sedang fokus membangun fondasi tunggal putri Indonesia. Menghadapi pasang surut prestasi di tunggal putri, Bambang mengaku banyak hal mendasar yang harus ia perbaiki untuk menyejajarkan posisi di tingkat dunia.
“Kondisi tunggal putri saat ini membutuhkan pembenahan mendasar. Secara kualitas, pembenahan di sektor ini harus kuat dan benar-benar fokus. Saat ini saya belum bisa menargetkan mereka tembus babak ini, juara di sini dan sebagainya. Target babak dan juara saya serahkan kepada masing-masing atlet. Saya fokus bagaimana mereka bisa mengeluarkan kemampuan yang sama, seperti saat latihan,” kata Bambang ditemui di Pelatnas Cipayung, Selasa (24/3).
Menurut Bambang, sektor tunggal putri baru bisa kembali diandalkan setelah empat hingga lima tahun lagi. Ini dilihat dari potensi bibit-bibit muda yang masih terus diasah oleh Bambang dan tim pelatih tunggal putri lainnya.
“Atlet-atlet muda saat ini banyak yang berpotensi, tapi masih harus terus diasah dan dibina. Karena saya melihat potensi yang ada saat ini usianya sekitar 16 dan 17 tahun. Saya kira setelah empat atau lima tahun nanti, tunggal putri sudah bisa menjadi sektor yang diandalkan Indonesia,” ungkap Bambang.
“Saat ini kami masih dalam fase membangun fondasi anak-anak. Mereka (atlet tunggal putri) secara mental harus dipegang. Mental itu kan tidak hanya terbatas semangat bertanding dan tidak takut dengan lawan, itu hanya sebagian kecil saja. Tapi mereka harus berani capek di lapangan juga, ada tekad yang kuat, tidak mau kalah, secara keseluruhannya harus dilihat. Jadi ya dari latihan ini lah mereka ditempa,” kata Bambang lagi.
Skuad tunggal putri sendiri saat ini diisi oleh tujuh atlet, yang terdiri dari Linda Wenifanetri, Bellaetrix Manuputty, Hanna Ramadini, Gregoria Mariska, Dinar Dyah Ayustine, Fitriani dan Priskila Siahaya. Selain itu ada tiga atlet muda yang tercatat sedang magang di Pelatnas. Ketiganya ialah Lyanny Alessandra Mainaky, Gabriela Meilani Moningka dan Erlina Kurniati. (*)