(Angkat Raketmu) Kisah Hariyanto Arbi dan Smash 100 Watt

 

 
(Jakarta, 1/11/2014) 
Siapa yang tak kenal Hariyanto Arbi? Mantan pebulutangkis tunggal putra yang punya segudang prestasi dengan julukan smash 100 watt ini merupakan salah satu legenda hidup bulutangkis Indonesia yang hingga kini masih aktif di perbulutangkisan Indonesia. 
 
Ditemui di acara peluncuran gerakan Angkat Raketmu di Cilandak Townsquare, Sabtu (1/11), Hari, panggilan akrab Hariyanto, berbagi cerita soal asal muasal dirinya dijuluki si Smash 100 watt. 
 
Diceritakan Hari, kala itu dirinya tengah bertanding di Malaysia dan akan berhadapan dengan Rashid Sidek, salah satu pemain andalan Malaysia yang terkenal dengan julukan ‘jago kandang’ alias tak terkalahkan di negerinya sendiri. 
 
"Sebelum bertanding di final, saya makan pagi bersama rekan saya, Ardy B Wiranata dan membahas pertemuan saya dengan Rashid. Ardy kemudian menantang saya apakah saya bisa mengalahkan Rashid yang terkenal jago kandang, sebelumnya Ardy dikalahkan oleh Rashid di semifinal," kata Hari. 
 
"Lalu saya jawab, lihat saja nanti, saya akan kalahkan dia dengan smash 100 watt," tambah Hari. 
 
Diakui Hari, ia juga tak tahu mengapa kata-kata itu secara spontan terucap dari mulutnya. Padahal ia sebelumnya tak pernah tahu apa itu smash 100 watt. Namun siapa sangka percakapan Hari dan Ardy didengar oleh salah satu wartawan Indonesia yang kala itu tengah meliput di Malaysia. 
 
Keesokan harinya, Hari ternyata sukses mengalahkan Rashid di kandangnya. Sontak muncul pemberitaan kemenangan Hari si Smash 100 watt di media di Indonesia. Sejak saat inilah Hari dijuluki Smash 100 watt. 
 
"Saya tidak menyangka juga akhirnya bisa mengalahkan Rashid di kandangnya sendiri. Langsung saja saya bilang sama Ardy kalau kemenangan saya itu karena Smash 100 watt, kalau dia kalah mungkin karena smash-nya waktu itu cuma 5 watt, ha ha ha," canda Hari. 
 
Dikatakan Hari, banyak orang kemudian memberi julukan dirinya sebagai pemain dengan smash 100 watt karena smash memang menjadi salah satu senjata andalannya di lapangan. Hari juga bercerita bahwa di London, Inggris, ia sempat dijuluki Jumping Jack karena seringnya ia berloncat-loncat di lapangan.