(Swiss International Challenge 2014) Jonatan dan Hanna Bawa Gelar Juara dari Swiss

 

 
(Jakarta, 19/10/2014)
Jonatan Christie dan Hanna Ramadini telah mengharumkan nama Indonesia di ajang Swiss International Challenge 2014 dengan meraih gelar juara. Sementara itu, Dinar Dyah Ayustine dan pasangan ganda putri Meiliana Jauhari/Variella Aprilsasi menjadi runner-up di nomor tunggal dan ganda putri.
 
“Selamat atas keberhasilan Jonatan dan Hanna yang meraih gelar juara di Swiss International Challenge 2014. Sebagai pemain muda, Jonatan dan Hanna berhasil mengalahkan pemain senior yang lebih diunggulkan, ini adalah catatan prestasi yang membanggakan,” komentar Gita Wirjawan, Ketua Umum PP PBSI.
 
“Pemain-pemain muda sudah mulai unjuk gigi, artinya program regenerasi pun berjalan, namun kita tak boleh puas dengan hasil ini. Masih banyak tugas yang harus kita kerjakan khususnya persiapan jelang Olimpide Rio de Janeiro 2016 mendatang,” tambahnya.
 
Jonatan naik podium juara setelah mengalahkan Ng Ka Long Angus (Hong Kong) yang merupakan unggulan ketiga dengan pertarungan sengit lima game, 9-11, 9-11, 11-6, 11-9, 11-10. Kemenangan ini merupakan kemenangan kedua Jonatan atas pemain tunggal putra rangking 43 dunia tersebut. Hasil ini tentunya sangat membanggakan mengingat peringkat Jonatan masih jauh dibawah Ng, di posisi 178 dunia.
 
“Saat bertanding di Dutch Open Grand Prix 2014, otot paha saya sempat tertarik sehingga saya kalah. Saya pun berpikir mau pulihkan kondisi, ternyata di Swiss harus main sehari berkali-kali dan melelahkan juga. Dari babak semifinal ke final juga jaraknya cuma 2 jam saja, capeknya luar biasa,” tutur Jonatan yang dihubungi di Swiss.
 
“Namun saya punya rasa tak ingin kalah yang besar, fokus dan konsentrasi saya juga berlipat ganda. Saya berpikir, sudah datang jauh-jauh ke Eropa, sudah latihan berat dari Jakarta, masak tidak juara?” bebernya.
 
Hanna kemudian menyusul sukses Jonatan di nomor tunggal putri dengan mengalahkan rekan sepelatnasnya, Dinar Dyah Ayustine, 11-9, 11-5, 7-11, 9-11, 11-6. Hasil ini sekaligus membayar kekecewaan Hanna saat minggu lalu ia harus terhenti di babak perempat final turnamen Dutch Open Grand Prix 2014.
 
“Saya berpikir pokoknya jangan sampai melakukan kesalahan sendiri dan harus cepat membaca permainan lawan. Sebelum bertanding, saya menonton pertandingan calon lawan saya, jadi sebisa mungkin saya sudah harus tahu bola-bola lawan itu seperti apa, apalagi di sini menggunakan sistem skor 11×5,” ucap Hanna ketika dihubungi Badmintonindonesia.org.
 
Dalam perjalanan ke final, baik Jonatan maupun Hanna sama-sama membuat kejutan dengan menumbangkan pemain-pemain senior yang lebih kaya pengalaman dan tentunya lebih diunggulkan. Dalam perjalanan meraih gelar juara, Hanna berhasil mengalahkan Petya Nedelcheva (unggulan ketiga asal Bulgaria), Sabrina Jaquet (ungglan kelima asal Swiss), serta Cheung Ngan Yi (unggulan kedelapan asal Hong Kong).
 
Sementara Jonatan yang mesti merangkak dari babak kualifikasi, juga menyingkirkan deretan para unggulan diantaranya Arvind Bhat (unggulan keenam dari India), Andre Kurniawan Tedjono (unggulan keempat asal Indonesi