(Asian Games 2014) Sektor Tunggal Putri Diharap Ikuti Progres Ganda Putri

 

(Jakarta, 2/10/2014)
Keberhasilan tim ganda putri untuk bangkit dan bersaing di kancah perbulutangkisan kelas dunia diharapkan mampu memotivasi tim tunggal putri. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rexy Mainaky yang ditemui di acara penyambutan kedatangan tim bulutangkis Asian Games 2014 (Selasa, 30/9).
 
Sebelumnya, Indonesia selalu bertumpu pada nomor ganda putra dan ganda campuran. Di nomor ganda putra ada pasangan nomor dua dunia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, sedangkan nomor ganda campuran diperkuat Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang kini duduk di peringkat empat dunia.
 
Namun pasangan ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari yang meraih medali emas di Asian Games 2014 membuktikan bahwa mereka sudah patut diandalkan. Greysia/Nitya memang menjadi ganda putri andalan rangking 10 dunia, peringkat tertinggi dibanding ganda putri Indonesia lainnya.
 
“Pencapaian di nomor ganda putri memberikan harapan baru bagi peta perbulutangkisan ganda putri dunia. Semoga apa yang dicapai Greysia/Nitya dapat menginspirasi pemain-pemain lain, terutama para junior,” kata Gita Wirjawan, Ketua Umum PP PBSI.
 
Pasangan ini juga telah terbukti mampu menjawab keraguan para pecinta bulutangkis dengan menaklukkan sejumlah ganda putri dunia yang ditakuti. Sebut saja Wang Xiaoli/Yu Yang (Tiongkok), Tian Qing/Zhao Yunlei (Tiongkok), Kamilla Rytter Juhl/Christinna Pedersen (Denmark) dan Ayaka Takahashi/Misaki Matsutomo (Jepang), semua sudah pernah menjadi korban Greysia/Nitya.
 
“Greysia/Nitya punya persiapan yang berkesinambungan jelang Asian Games, saya pun punya keyakinan bahwa suatu saat nanti mereka pasti bisa juara. Jadi kalau dibilang kejutan antara iya dan tidak. Mereka memang pantas untuk meraih medali emas, sebelumnya kalau saya ditanya soal kans di ganda putri, pasti saya jawab bahwa Greysia/Nitya ada kans untuk menang,” ujar Rexy.
 
“Di Kejuaraan Dunia 2014, persiapan Greysia/Nitya memang kurang, ditambah lagi Nitya sempat sakit perut dan kondisinya drop. Saat berkomunikasi dengan Eng Hian, pelatih mereka, Eng bilang memang tidak yakin dengan hasil di kejuaraan itu. Begitu kembali ke Indonesia, persiapan buat Asian Games sangat konsisten,” tambahnya.
 
“Saya berharap tunggal putri bisa mengikuti jejak ganda putri. Tim ganda putri sudah menunjukkan kemajuan, bukan cuma Greysia/Nitya. Misalnya Rosyita (Eka Putri Sari)/Mareta (Dea Giovani), walau kalah dari pemain yang lebih senior, tapi mereka penampilannya bagus dan menjanjikan. Kalau di tunggal putri kadang berhadapan dengan lawan yang tidak pantas kita kalah, malah kalah,” tutur Rexy.
 
Sebelum menggondol medali emas Asian Games 2014, Greysia/Nitya juga telah menjuarai ajang Thailand Open Grand Prix Gold 2013 dan Chinese Taipei Open Grand Prix Gold 2014. Sementara itu pasangan ganda putri Anggia Shitta Awanda/Della Destiara Haris baru-baru ini membuat kejutan dengan menyingkirkan ganda putri nomor satu dunia, Bao Yixin/Tang Jinhua (Tiongkok) di ajang BWF World Championships 2014.
 
Sebelumnya, pasangan Tiara Rosalia Nuraidah/Suci Rizki Andini juga menyumbang gelar di turnamen C