Sektor Tunggal Putri Terus Digembleng
(Jakarta, 5/9/2014)
Peningkatan kualitas sektor tunggal putri masih menjadi salah satu pekerjaan rumah buat PP PBSI. Sebelumnya, penampilan pemain-pemain di sektor ganda putri juga terus disorot, namun pada beberapa kejuaraan terakhir, wakil-wakil ganda putri Indonesia sudah mulai unjuk gigi.
Pada kejuaraan Chinese Taipei Open Grand Prix Gold 2014, pasangan ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari berhasil menekuk pasangan Wang Xiaoli/Yu Yang yang merupakan salah satu ganda putri andalan Tiongkok. Sedangkan Anggia Shitta Awanda/Della Destiara Haris juga tampil gemilang di BWF World Championships 2014 usai menumbangkan Bao Yixin/Tang Jinhua, unggulan pertama dari Tiongkok.
Sementara nomor tunggal putra, ganda putra dan ganda campuran masih menunjukkan kekuatannya dengan mengirim wakil ke babak perempat final kejuaraan dunia. Tommy Sugiarto bahkan melesat ke semifinal dan mempersmbahkan medali perunggu.
Kemenangan Carolina Marin, pemain muda asal Spanyol, di ajang BWF World Championships 2014 cukup mengejutkan para pecinta bulutangkis. Namun hal ini diharapkan dapat memotivasi pemain tunggal putri Indonesia, seperti yang dituturkan peraih medali emasl tunggal putri di Olimpiade Barcelona 1992, Susy Susanti.
“Kemenangan Carolina menjadi satu hal yang sangat membantu untuk memotivasi atlet Indonesia bahwa tidak ada yang tidak mungkin. Saya rasa atlet-atlet Indonesia punya kemampuan, dari teknik permainan kita tidak ketinggalan jauh, kalau mau berusaha keras, kita pasti bisa,” ujar Susy yang ditemui dalam acara Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis Indonesia 2014.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rexy Mainaky. Usai melakukan rapat evaluasi penampilan pemain termasuk sektor tunggal putri di Kejuaraan Dunia 2014 yang diwakili Linda Wenifanetri dan Bellaetrix Manuputty. Rexy mengatakan bahwa sektor tunggal putri benar-benar akan digembleng.
“Kemenangan Carolina saya harap menjadi inspirasi buat atlet tunggal putri Indonesia. Carolina sering latihan sendiri dan keliling untuk cari sparring. Apakah tunggal putri kita bisa seperti itu?” ujar Rexy.
“Carolina memenangkan gelar juara dunia setelah mengalahkan beberapa pemain Tiongkok dan India, ini membuktikan bahwa dia punya fisik yang prima. Kami telah melakukan evaluasi bersama Linda, Bella dan pelatih. Mereka semua harus berkomitmen bahwa semua ini adalah akibat dari kurangnya stamina dan kelincahan. Ini harus diperbaiki, saya lihat sektor ganda putri sudah melakukan perbaikan ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Susy juga mengatakan bahwa hingga saat ini nomor ganda memang masih terus menjadi andalan. Sedangkan sektor putri terutama tunggal masih dinilai kurang. Di ganda putra, Indonesia punya pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang duduk di rangking dua dunia. Di bawah mereka ada pemain pelapis seperti Angga Pratama/Rian Agung Saputro, Ricky Karanda Suwardi/Berry Angriawan. Di kelas potensi, pasangan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Selvanus Geh juga sudah siap menerima tongkat estafet dari senior-senior mereka.
“Tidak seperti di nomor ganda, terutama ganda putra yang perkembangannya berkesinambungan, sektor tunggal memang masih minim pemain dan memprihatinkan,” tutur Susy. (*)